Berita Palangkaraya

Dirjen Perlindungan Kemendikbudristek Sebut eks Gedung KONI Kalteng Data ODCB Belum Dihapus Dapobud

Dirjen Perlindungan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin sebut eks gedung Kalteng sebagai data ODCB belum dihapus di Dapobud, karena termasuk data

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/HERMAN ANTONI SAPUTRA
Eks Gedung KONI Kalteng yang mulai dilakukan pembongkaran. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Meski kontroversial dan mendapat banyak penolakan, pembongkaran bekas Gedung KONI Kalimantan Tengah (Kalteng), tetap dilaksanakan demi membangun lahan parkir dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terkoneksi dengan Bundaran Besar Palangkaraya.

Bangunan bersejarah itu mulai dibongkar sejak Sabtu (20/7/2024) pagi, sesuai dengan perencanaan yang telah disetujui oleh Gubernur Kalteng sejak Desember 2023.

Sebelumnya, gedung ini terdaftar sebagai Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) di Aplikasi Data Pokok Kebudayaan atau Dapobud dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Namun, entah sejak kapan statusnya telah dihapus.

Dirjen Perlindungan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin menjelaskan, secara kewenangan menurut Undang-undang Cagar Budaya, eks Gedung KONI di bawah Kota Palangkaraya meski secara aset milik provinsi.

"Sampai saat ini (eks Gedung KONI, red) sebagai data ODCB belum dihapus di Dapobud, karena termasuk data," ucapnya saat dihubungi Tribunkalteng.com, Senin (22/7/2024).

Langkah pembongkaran tetap diambil walau sebenarnya sudah ada rekomendasi dari sejumlah pihak bagaimana melanjutkan RTH tanpa membongkar bangunan yang disebut punya nilai sejarah itu.

Mantan pengurus KONI Kalteng, Christian Sancho menyebut, eks Gedung KONI bukan sekedar bangunan tetapi merupakan simbol awal pemerintahan di Kalteng.

Pasalnya, sebelum menjadi gedung KONI Kalteng bangunan tersebut merupakan Kantor DPRD Kalteng pertama.

Selain itu, bangunan tersebut juga telah diajukan sebagai Objek Diduga Cagar oleh Pemko Palangkaraya dan berpotensi menjadi cagar budaya.

"Pemimpin seharusnya lebih menghargai sejarah dari warisan budaya kita. Gedung ini bukan hanya sekedar bangunan, tetapi menjadi simbol awal pemerintahan di Kalteng," ujarnya.

Ketua IAI Kalteng Ristia Herinadewi, juga mengungkapkan kekecewaannya atas pembongkaran yang dianggapnya sebagai penghancuran bukan hanya fisik namun juga sejarah.

Gedung yang menjadi saksi bisu dari era awal pembangunan Kalteng, sebentar lagi akan dibongkar untuk memfasilitasi RTH di kawasan Bundaran Besar Palangkaraya.

Ristia menyebut, pembongkaran eks gedung KONI Kalteng tak hanya merugikan secara kultural, tetapi juga menciptakan sejarah kelam yang tidak seharusnya terjadi.

"Ini artinya Kalteng berduka, harus menghadapi kehilangan satu lagi objek penting yang menyaksikan evolusi pembangunan daerah ini," ungkapnya.

Ia juga menyoroti kurangnya apresiasi terhadap warisan sejarah daerah yang seharusnya dilestarikan untuk generasi mendatang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved