Berita Palangkaraya

Mengenal Dekat Sosok Pasangan Lansia Usai 106 dan 94 Tahun, Pemilih Tertua Pilkada 2024 Palangkaraya

Mengenal secara dekat pasangan lansia yang berusia 106 dan 94 tahun jadi pemilih tertua di Kota Palangkaraya pada Pilkada 2024 ini

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
Embah Musrikah dan Embah Parin saat ditemui oleh Tribunkalteng.com di rumahnya di Kelurahan Tumbang Tahan, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya, Senin (1/7/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Sepasang pasangan lansia kakek dan nenek yang masing-masing berusia 106 dan 94 tahun menjadi salah satu Daftar Pemilih Tetap (DPT) tertua, di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya.

Bahkan keduanya dipastikan jadi DPT tertua di Kota Palangkaraya saat mencoblos di Pilkada 2024 November mendatang.

Saat ditemui oleh Tribunkalteng.com sepasang pasangan lansia itu terlihat masih sehat, bahkan masih mampu melakukan aktivitas ringan seperti membersihkan rumah dan lain-lain.

Tidak hanya itu, kedua lansia yang akrab dipanggil embah Parin (laki-laki) dan embah Musrikah (perempuan) itu mengaku sudah tinggal di Kalimantan Tengah sejak 1982 silam.

Embah Musrikah mengaku pada saat perang kemerdekaan suaminya juga ikut mengangkat senjata di daerah Jawa Timur.

"Dulu Embah Parin ini pakai senapan dum-duman," kata Embah Musrikah dengan semangat, Senin (1/7/2024).

Bahkan Embah Musrikah mengaku pernah memiliki surat dari Legiun Veteran tapi sayangnya hilang saat terjadi kerusuhan.

Wanita kelahiran Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur itu menceritakan jika dirinya dan suami menikah saat awal kemerdekan dan mereka dikaruniai 7 anak, 25 cucu, dan 24 cicit.

Pada tahun 1982 setelah pensiun dari perusahaan karet, mereka berdua ke Palangkaraya, dibawa anaknya yang menjadi pekerja bangunan.

Saat baru tiga tahun tinggal di Kota Palangkaraya, mereka kemudian pindah ke Tangkiling, dan saat ini menjadi warga Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu.

Dari penuturan Embah Musrikah suaminya masih terlihat sehat dan kuat. Bahkan masih bisa mengendarai motor sendiri, Honda Grand Impressa.

Sayangnya beberapa bulan lalu ada kejadian ketika mengendarai motor, terlalu jauh, sampai lupa alamat pulang.

"Oleh karena itu motor suami saya sengaja dikempesi bannya supaya tidak digunakan lagi," tuturnya.

Dilain sisi, lansia berdarah Tulungagung, Provinsi Jawa Tengah itu mengaku jika mereka selalu mengikuti pencoblosan Presiden RI yang pertama hingga yang kedelapan saat ini.

Baca juga: Pemerintah Kota Palangkaraya Fokus Tingkatkan Kualitas Air Bersih bagi Ibu Hamil, dan Lansia

Baca juga: Ancaman Pidana 1,5 Tahun, Sepasang Kekasih di Palangkaraya Nyoblos Pakai DPT Orang Lain Tak Ditahan

Baca juga: 441 WBP Rutan Palangkaraya Terdata Sebagai DPT Pemilu 2024, Karutan: Pilih Sesuai Hati Nurani

Yang mana pencoblosan Pemilihan Presiden kemaren merupakan pencoblosan Presiden ke 8 kalinya yang mereka lakukan.

"Mulai dari pak Karno (Soekarno), pak Harto (Soeharto), Habibie, Gusdur (Abdurrahman Wahid), Megawati, Sosili Bambang Yudhoyono, Jolowi Dodo sampai sesekarang kami berdua embah Parin ikut," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved