Berita Palangkaraya

Sidak Bulog Kalteng Cek Harga Beras Tinggi di Pasaran, Tak Ditemukan Penimbunan di Lapangan

Bulog Kalteng menggelar sidak mengecek harga beras yang tinggi di pasaran, dalam sidak itu tidak ditemukan adanya penimbunan dilakukan oknum terkait

Penulis: Anita Widyaningsih | Editor: Sri Mariati
Dok Tribunkalteng.com
Suasana kios pedagang beras di Jalan Iskandar, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Harga beras mengalami tren kenaikan hingga tembus Rp 10 ribu per kilogram. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Terjadinya kenaikan harga beras di Kota Palangkaraya, membuat beberapa pihak melakukan sidak, satu di antaranya adalah Bulog Kalimantan Tengah.

Kepala Pimpinan Wilayah Bulog Kalimantan Tengah, Budi Cahyanto menyebut, dari hasil pantauan di lapangan, hingga kini pihaknya belum menemukan adanya penimbunan stok, yang dilakukan oleh distributor ataupun pedagang yang ada di Kalimantan Tengah.

“Sejauh ini saya tidak melihat ada penimbunan di wilayah Kalteng termasuk Palangkaraya,” jelasnya Selasa (20/2/2024).

Budi mengungkapkan, potensi penimbunan tetaplah ada, namun ia menjelaskan makna penimbunan ini juga harus memiliki kriteria, seperti perputaran stok.

Baca juga: Pj Wali Kota Palangkaraya Sidak ke Pasar Besar, Temukan Pedagang Jual Beras SPHP di Atas HET

Baca juga: Kepala Kantor Wilayah Bulog Kalteng Sebut, Kenaikan Harga Beras Premium di Palangkaraya Masih Wajar

“Jadi kita harus datang ke distributor, melihat perputaran mereka berapa lama. Kita juga harus melihat ada berapa stoknya sehingga kitab isa ngukur, setiap tumpukan yang ada digudangnya distributor dia ada berapa lama. Itu juga harus melalui kajian dimasing-masing distributor,” jelasnya.

Ia menambahkan, terkait hal ini bukanlah persoalan penimbunan beras melainkan stok yang kurang, yang di akibatkan oleh masa panen yang mundur.

Budi menyampaikan, untuk wilayah Palangkaraya dipantau stok beras akan berangsur normal pada awal Maret.

“Kalau untuk Palangkaraya, bisa mulai nanti ada pasokan dari panen yang di tanam November, itu mungkin sekitar awal Maret. Jadi mungkin agak normal awal maret atau pertengahan maret,” jelasnya.

Palangkaraya, di katakan oleh Budi sesaat setelah sidak pasar Senin (19/2/2024) lalu memiliki stok 3.000 ton dari total stok di Kalteng sebesar 17.500.

Namun Budi menjelaskan, stok 3.000 ini bersifat revolving, sehingga stok yang masuk langsung di keluarkan, stok ini juga ada yang keluar melalui bantuan pangan.

Baca juga: Beras Naik Rp 1.000 per Kg di Pasar Besar Palangkaraya, Pedagang Enggan Naikan Harga

Baca juga: Presiden Jokowi Bantah Harga Beras Melambung Tinggi dan Langka Gegara Bansos, Belum Masuk Pasar

Bantuan pangan ini di wilayah Palangkaraya, sebesar 78 ton dan 200 ton yang tersebar untuk wilayah Katingan dan Pulang Pisau.

Budi juga menyebut, untuk beras SPHP pihaknya menargetkan untuk Kota Palangkaraya sebesar 1.500 ton.

“Tapi ini stoknya nanti datang lagi, jadi 3.000 ini stok yg bertahan. Saya selalu berkoordinasi dengan kantor pusat untuk selalu mengisi stok di Kalteng, termasuk di Palangka agar dalam kondisi yang terus terjaga kuat,” pungkas Budi. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved