Info Gempa

Gempa Terkini di Melonguane Sulut Mag 4.6, Pasca HST Kalsel dan Garut Jabar, ini Kata BMKG

Gempa terkini hari ini, Gempa bumi kembali terjadi di Melonguane Sulawesi Utara pasca Kalimantan Selatan, hari ini, Minggu (18/2/2024) malam.

Editor: Nia Kurniawan
BMKG
Ilustrasi Gempa. gempa terkini hari ini, Gempa bumi kembali terjadi di Melonguane Sulawesi Utara pasca Kalimantan Selatan, hari ini, Minggu (18/2/2024) malam 

Gempa bumi ini dirasakan di wilayah Kota Banjarmasin, Tapin, Marabahan, Sampit, Pulang Pisau hingga Kota Palangkaraya.

Akibatnya, dilaporkan ada rumah mengalami kerusakan ringan di antaranya retak-retak pada dinding tembok rumah di daerah Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar.

Hingga Kamis pukul 03.11 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 2 aktivitas gempabumi susulan dengan Magnitudo M3.3 dan M4.1.

* Struktur Bangunan Tahan Gempa

Setelah terjadinya gempa M 4,7 lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan analisis dan memberikan sejumlah rekomendasi untuk Kalimantan Selatan.

Hasil analisis geologi kejadian gempa bumi merusak tanggal 13 Februari 2024 di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, disebut lokasi pusat gempa bumi terletak di Kabupaten Banjar.

Morfologi daerah terlanda guncangan gempa bumi pada umumnya berupa dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian timur-timur laut. Berdasarkan data Badan Geologi (BG) daerah tersebut tersusun oleh dominan tanah lunak (Kelas E) dan tanah sedang (Kelas D), sedangkan pada morfologi perbukitan tersusun oleh tanah keras (Kelas C).

Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (berupa batuan metamorf, batuan meta sedimen), batuan berumur Tersier (berupa batuan sedimen, batugamping) dan endapan Kuarter berupa endapan aluvial sungai, aluvial pantai dan rombakan.

Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif dan diperkirakan pada zona sesar Meratus.

Sesar Meratus diperkirakan terbentuk pada zaman Pra Tersier dan mengalami reaktivasi sehingga tergolong sesar aktif. Sesar ini berarah relatif utara timur laut – selatan barat daya.

Salah satu poin penting dari rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah, bangunan di Kabupaten Banjar harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan.

Dalam websitenya, Kementerian ESDM juga menyebut jika Kabupaten Banjar tergolong wilayah rawan gempa bumi.

Oleh karena itu, di Kabupaten Banjar kini juga harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

Namun Kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan (fault surface rupture) dan bahaya ikutan (collateral hazard) yaitu retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved