Berita Nasional
Aksi Mahasiswa Teriaki Pemakzulan Jokowi Hingga Spanduk Bertuliskan ‘Politik Gentong Babi’
Aksi mahasiswa yang menuntut dimakzulkannya Jokowi dari kursi Presiden Jokowi digelar kawasan Patung Kuda, ada spanduk bertulis Politik Gentong Babi
TRIBUNKALTENG.COM – Aksi mahasiswa yang menuntut dimakzulkannya Jokowi dari kursi presiden kembali digelar di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2024) siang.
Polisi menutup kedua sisi Jalan Merdeka Barat. Pengamatan Kompas.com, jalan mulai ditutup pukul 12.30 WIB.
Anggota polisi dan Satpol PP berjaga di balik barikade beton.
Sementara itu, massa mulai berdatangan sekitar pukul 13.30 WIB.
Jalan Abdul Muis arah Jalan Medan Merdeka Selatan dan MH Thamrin juga lancar lengang.
Namun, Jalan Ir H Juanda arah Veteran dan Majapahit menuju Jalan Abdul Muis sedikit tersendat.
Mereka membawa sejumlah poster yang dicetak dalam kertas A4.
Salah satu tulisannya adalah "Lawan Pemilu Curang" dan "Punya Menteri Rasa Buzzer".
Baca juga: Presiden Jokowi Turut Berduka Atas Meninggalnya Guru Danau, ini Situasi Prosesi Pemakaman KH Asmuni
Selain itu, mereka juga memasang spanduk berukuran besar bergambar presiden Joko Widodo yang seolah berada di kandang babi.
"Politik Gentong Babi Ala Jokowi", begitu tulisan dalam spanduk tersebut.
Selain itu, ada gambar gentong bertuliskan "bansos" di spanduk itu.
Lantas apa istilah Politik Gentong Babi jadi sorotan publik.
Sebelumnya massa mahasiswa yang berunjuk rasa menuntut memakzulkan Joko Widodo sebagai presiden di Harmoni berakhir, Rabu (7/2/2024) malam.
Sejumlah mahasiswa mulai balik kanan usai berorasi dan membakar spanduk calon anggota legislatif (caleg) di perempatan Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat.
Sebelumnya mereka melakukan aksi long march atau berjalan kaki dari Tugu Reformasi Universitas Trisakti hingga kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, di sekitaran Istana.
Pengamatan Kompas.com, mereka mulai membubarkan diri sekitar pukul 19.30 WIB.
Satu per satu mahasiswa yang mengenakan jas almamater meninggalkan lokasi demo.
Kemudian, mobil komando tempat orator berdiri juga mulai melaju pergi.
Setelah massa membubarkan diri, pasukan oranye berdatangan dan membereskan sampah yang berserakan.
Kebanyakan sampah yang berserakan merupakan botol plastik bekas air minum.
Pasukan oranye tak lupa mengangkut sampah bekas spanduk caleg yang telah hangus dan memasukkannya ke dalam karung.
Sementara itu, beton penutup jalan menuju Jalan Majapahit belum dibuka.
Pengendara yang hendak menuju Jalan Medan Merdeka Barat dialihkan menuju Jalan Suryopranoto.
Dalam demo itu, mahasiswa mengumpulkan dan membakar spanduk caleg.
"Kami kumpulkan banner itu yang sudah rusak. (Itu pesan) kepada partai politik yang memainkan sandiwara selama masa kampanye ini," ujar koordinator lapangan bernama Fadli kepada wartawan.
"Tidak ada memperjuangkan kepentingan rakyat, tapi memperjuangkan kepentingan pemenangannya saja," imbuh dia.
Aksi Besar Sebelum Pencoblosan
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) 2023, Gielbran Mohammad Noor mengatakan, mahasiswa akan menggelar aksi besar sebelum hari H pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada 14 Februari mendatang.
Aksi tersebut sebagai ungkapan keresahan mahasiswa terhadap situasi demokrasi Indonesia yang dinilai sudah di ujung tanduk.
"Dekat-dekat ini teman-teman mahasiswa sedang bersiap untuk konsolidasi. Semalam teman-teman dari forum BEM KM sudah melakukan konsolidasi bersama," ujar Gielbran di Kantor DPP Gerakan Bhineka Nasionalis, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2024).
"Hari ini di Yogya juga sudah mengadakan konsolidasi bersama. Dan yang jelas , sebelum pemilihan (pemilu) akan ada aksi besar," lanjut dia.
Menurut Gielbran, aksi yang dilakukan mahasiswa ini bukan untuk mendukung salah satu pasangan capres-cawapres tertentu.
Melainkan untuk memperjuangkan keresahan masyarakat karena dinamika situasi demokrasi akhir-akhir ini.
Terlebih, lanjut Gielbran, setelah seruan kritik dan petisi dari sivitas akademika berbagai perguruan tinggi untuk Presiden Joko Widodo seolah dikaburkan oleh pemerintah.
Baca juga: Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Presiden Jokowi Sebut Indonesia Paling Banyak Pejabat Ditangkap
Selain itu, terjadi pula tekanan kepada para rektor sejumlah perguruan tinggi untuk memberikan video testimoni yang memuji pemerintahan Presiden Jokowi.
"Untungnya masih banyak rektor yang waras. Masih banyak rektor yang menolak untuk membuat video tersebut dan justru meramaikan itu di media sosial. Saya sangat senang pada kesempatan hari ini, tidak hanya anak muda yang bergerak," kata Gielbran.
"Ternyata banyak sekali golongan yang ikut bergerak. Masyarakat umum, sivitas akademika dan mahasiswa akhirnya sadar bahwa demokrasi benar-benar di ujung tanduk," tambah dia.
BEM SI
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menilai Presiden Joko Widodo melakukan Politik Gentong Babi.
"Politik gentong babi adalah massa yang punya otoritas dan sumber daya banyak. Atau, dalam hal ini rezim yang sedang berkuasa itu sedang menghibahkan anggaran sumber dayanya," ujar Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan DIY BEM SI, Bagus Hadikusuma di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2024).
Ia berpendapat, Jokowi melakukan Politik Gentong Babi sebagai personifikasi agar bantuan sosial (bansos) itu dianggap sebagai pemberian darinya.
"Untuk apa? Tujuannya adalah personifikasi pemberian dari Jokowi!" seru Bagus.
"Atau dianggap sebagai bantuan yang lahir dari empati atau simpatinya Jokowi terhadap masyarakat Indonesia," lanjut dia.
Menurutnya, aksi pembagian bansos yang dilakukan Jokowi adalah pembodohan. Ia mempertanyakan alasan sebenarnya di balik pembagian bansos itu.
"Untuk menjaga loyalitas konstituen? Untuk melihat bahwa Jokowi seperti ratu adil yang hadir di masyarakat miskin kota, masyarakat miskin desa, nelayan, petani, dan sebagainya?" tanya Bagus.
Politisasi Bansos Kekuasaan
Jubir Timnas AMIN menyebut Presiden Jokowi seperti malin kundang dan menjalankan politik gentong babi.
Jubir Timnas AMIN Syahganda Naingolan mengungkapkan hal ini ketika membahas persoalan gerakan empat jari yang tengah marak di media sosial.
Selain itu ada tagar Asal Bukan Prabowo mulai gemuruh di media sosial.
Syahganda dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (30/1/2024) mengakui memang sudah ada komunikasi antara Timnas AMIN dengan TPN Ganjar-Mahfud.
“Pastinya komunikasi itu terjadi ya, dan saya tahu komunikasi itu pada level yang sangat tinggi,” jelasnya.
“Kan ada tiga hal dulu yang harus kita cermati. Pertama itu kan soal perasaan masyarakatnya sendiri, rakyat yang merasa di-betrayal oleh dua sosok ini, Jokowi dan Prabowo.”
Jokowi, lanjut Syahganda, seperti Malin Kundang, karena ia dibesarkan oleh Megawati dan seharusnya mengabdi pada PDIP dan Megawati.
“Jokowi itu kan seperti Malin Kundang ya, dia itu dibesarkan oleh Ibu Megawati, yang harusnya dia itu tidak durhaka, dia balik mengabdi pada PDIP dan Ibu Megawati,” tambahnya.
“Ini malah mengacak-acak kantongnya Megawati, kantongnya banteng di Jawa Tengah.”
Jika nantinya dalam pemilihan umum (pemilu) PSI (Partai Solidaritas Indonesia) meraih suara antara tiga hingga tujuh persen, kata dia, maka akan berpengaruh pada PDIP.
“Kalau misalkan PSI akan meraup suara 3 sampai 7 persen di Jawa Tengah dan nasional, maka PDIP akan nomor 2 atau nomor 3, karena Gerindra dan lain-lain akan berusaha untuk takeover sebagai nomor 1 dan jadi Ketua DPR itu dari Gerindra,” bebernya.
“Ini kan bahaya benar buat PDIP, jadi air susu dibalas dengan air tuba.”
Yang kedua, lanjut Syahganda, adalah arogansi dalam mempolitisasi dana bansos, yang menurutnya dalam politik disebut sebagai "politik gentong babi".
“Arogansi ini misalkan kita lihat mereka mempolitisasi dana bansos, itu dalam politik namanya politik gentong babi, atau pork barrel politics.”
Saat host menyebut bahwa hal itu sudah dibantah, Syahganda mengatakan tidak bisa karena ada video yang beredar.
Baca juga: Kunker Presiden Jokowi Perdana Siaran di Studio RRI IKN, Informasikan Tentang Ibu Kota Baru
“Nggak bisa, karena kita melihat videonya, misalnya Zulkifli Hasan di Kendal kemarin tanggal 29 atau 26, dia bilang, ‘Hey masyarakat, siapa yang kasih bansos?’ diarahkan kan nama Jokowi.”
“Itu kan diarahkan, itu kan nggak boleh. Bansos itu kan hak rakyat, negara itu cuma wajib,” jelasnya.
Ketiga, lanjut dia, yang menyatukan pendukung 01 dan 03 adalah rusaknya akal sehat ketika Gibran dipaksakan menjadi cawapres Prabowo.
Hal ini, menurutnya membuat hubungan antara pihaknya sebagai pendukung 01, menjadi semakin cair dengan pendukung 03, padahal dulunya sangat berjarak selama bertahun-tahun.
“Saya sangat akrab dengan teman-teman 03, teman-teman saya yang 02 malah jauh dari saya sekarang, karena kita udah melihat mereka sebagai penghianat dalam politik demokrasi ini,” tambahnya.
“Jadi dalam politik demokrasi ini, maka tadi saya sepakat dengan Bung Chico, bahwa 1 dan 3 ini berusaha untuk menyingkirkan 02 upaya kita ini mengajarkan kepada rakyat bahwa kita mau berdemokrai secara sehat,” bebernya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Apa Itu Politik Gentong Babi? Cek Politisasi Dana Bansos hingga Mahasiswa Teriak Pemakzulan Jokowi,
KUMPULAN Ucapan MPLS 2025, Selamat Datang Siswa Baru dalam Bahasa Inggris dan Indonesia |
![]() |
---|
Daftar 9 Tersangka Korupsi di Pertamina, Kejagung Kejar Riza Chalid sang Raja Minyak ke Singapura |
![]() |
---|
Berikut Daftar Gaji Polisi Dari Bhayangkara Dua hingga Jenderal dan Tunjangan di Tahun 2025 |
![]() |
---|
VIRAL Joki UTBK 2025, Temuan Ijazah SMA Banjarmasin Hingga Aksi Mahasiswa ITB |
![]() |
---|
HASIL PSU Pilkada Empat Lawang 2025 cek Link di Sini, Suara Budi Antoni-Henny dan Joncik-Arifai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.