Dayak Kalteng

Cek 3 Tahapan Upacara Mengayau, Tarian Khas Dayak Kalteng Jadi Simbol Keberanian

Cek 3 tahapan upacara mengayau, tarian khas Dayak Kalteng jadi simbol keberanian.

Editor: Nur Aina
capture
Cek 3 tahapan upacara mengayau, tarian khas Dayak Kalteng jadi simbol keberanian. 

TRIBUNKALTENG.COM - Cek 3 tahapan upaca mengayau khas Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) berikut ini.

Dalam upacara tersebut, warga Dayak Kalteng biasanya akan menampilkan Tari Kayau.

Di mana Tari Kayau tersebut menjadi simbol keberanian bagi masyarakat khususnya Dayak Kalteng.

Baca juga: Mengenal Buah Layung Khas Dayak Kalteng, Memiliki Cita Rasa Manis Berwarna Merah Keunguan

Baca juga: Ciri Khas Upacara Ngadatu, Ritual Orang Meninggal Dunia yang Tak Wajar di Masyarakat Dayak Kalteng

Selain keberanian, Tari Kayau ini juga menjadi simbol kejantanan dan kekuasaan dalam melindungi keberadaan suku dari musuh.

Alat yang digunakan masyarakat Dayak Kalteng ketika mengayau ialah senjata tradisional yaitu Mandau.

Kayau atau mengayau memiliki arti arti memotong kepala musuh.

Upacara mengayau merupakan simbol tanggung jawab sosial, nilai pendidikan dan bersifat untuk melindungi diri bukan kegiatan negatif.

Tarian Kayau diturunkan kali pertama oleh Urang Lindau Lendau Dibiau Takang Isang, seorang yang gagah berani pada zamannya.

Ada tiga tahap dalam upacara mengayau.

Pertama, mengantar sesaji pada Bentang atau rumah Suku Adat Dayak.

Kedua, turun Bentang, yaitu melakukan pengayauan pada kepala babi.

Sementara ketiga yaitu memasuki Rumah Betang dengan bunyi-bunyian musik.

Baca juga: Ritual Tantulak Ambun Rutas Matei, Proses Kematian Suku Dayak Kalteng Bersifat Sementara

Baca juga: Tradisi Hambai Angkat Khas Dayak Kalteng, Upacara Mengesahkan Anak Angkat Menjadi Kandung

Orang yang akan melakukan upacara mengayau harus mengikuti aturan diantaranya membersihkan hati, berada dalam kelompok dan tidak terpencar, sesaji tidak boleh diambil atau dicuri.

Kini, setiap upacara mengayau dimana awalnya kepala manusia menjadi persembahannya diganti dengan kepala babi.

Dalam upacara ini peralatan yang digunakan adalah tombak, perisai dan mandau.

Sedangkan peralatan mengayau lainnya adalah gong besar, kecil, dan sesaji.

(Tribunkalteng.com)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved