Kebakaran di Jalan Biak Sampit

Kebakaran Jalan Biak Sampit Hanguskan Tempat Tinggal 7 KK, Begini Cerita Para Korban

Kebakaran di Jalan Biak Sampit Kotim menyisakan kesedihan bagi para korban kejadian di awal tahun 2024 ini, begini cerita para korban insiden tersebut

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
Wabup Irawati saat memantau lokasi kebakaran di Kawasan PT Inuhtani Jalan Biak Sampit, Kelurahan Mentawa Baru Hulu, Kecamatan MB Ketapang, Kotim, Selasa (2/1/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Kebakaran di awal tahun 2024 ini menyisakan kesedihan bagi 15 jiwa atau 7 kepala keluarga, yang tempat tinggalnya rata dengan tanah diamuk si jago merah pada Selasa (2/1/2023) lalu.

Siang itu sekira pukul 13.00 WIB terdengar jeritan seorang wanita minta tolong yang mengagetkan warga di Jalan Biak, RT 30, RW 14, Keluraham Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Warga panik berlarian keluar rumah melihat api dari rumah Rina (30) kemudian membesar hingga membakar barak seluas lebih dari 300 meter persegi lalu menjalar ke barak dua pintu yang berdekatan dengan sumber api.

Dengan alat seadanya tanpa perlengkapan keamanan warga berupaya menjaga rumahnya agar tak hangus terbakar.

"Setelah mendengar ada yang teriak tolong saya yang lagi tidur siang langsung keluar rumah rupanya ada api yang sudah membesar," ujar Mulyadi (60) korban yang rumahnya ludes terbakar.

Baca juga: Padamkan Kebakaran Rumah Jalan Biak Sampit, Damkarmat Kotim Turunkan Lebih dari 5 Unit Pemadam

Baca juga: Warga Menonton Kebakaran, Ganggu Petugas Damkarmat Kotim Padamkan Api di Kawasan Inhutani III Sampit

Mulyadi menceritakan, bagaimana dia dan warga sekitar berjibaku menghadapi bahaya luka bakar bahkan mengancam nyawa.

Dengan bertelanjang dada dirinya menyiram air menggunakan gayung dan ember ke rumah Rina yang terbakar tanpa ia sadari api sudah menjalar ke rumahnya.

Mulyadi yang merupakan seorang tukang becak, tak bisa berbuat banyak saat harta bendanya habis karena kegananasan si jago merah.

Waktu itu, mayoritas orang menggunakannya untuk beristirahat dan bersantai, sebelum melanjutkan pekerjaan berubah menjadi situasi mencekam yang membuat syok warga sekitar.

Siddiq (52), juga merupakan korban yang bekerja sebagai tukang siang itu sedang mengerjakan dapur tetangganya di dekat tempat tinggalnya.

Siddiq terkejut saat mendengar kabar rumahnya terbakar lalu bergegas menuju rumahnya.

Kondisi Lokasi kebakaran di Jalan Biak Sampit tinggal puing, setelah kejadian kebakaran yang menghanguskan delapan bangunan, pada  Selasa 2 Januari 2024, kemarin.
Kondisi Lokasi kebakaran di Jalan Biak Sampit tinggal puing, setelah kejadian kebakaran yang menghanguskan delapan bangunan, pada Selasa 2 Januari 2024, kemarin. (Tribunkalteng.com / Ahmad Supriandi)

"Waktu saya datang api sudah membesar, tidak banyak yang bisa saya selamatkan dari rumah saya," tutur Siddiq.

Tidak lama dari waktu kejadian Disdamkarmat Kotim yang menerima laporan kebakaran langsung bergegas menuju lokasi.

Setelah melakukan upaya pemadaman selama dua jam api akhirnya berhasil dipadamkan.

Meski begitu api sudah terlanjur meludeskan dua barak yang menjadi tempat tinggal Rini, Mulyadi, dan Siddiq juga korban lainnya.

Mulyadi menceritakan, saat kejadian bahkan ada korban yang begitu terpukul dan hanya bisa duduk terdiam menyaksikan keganasan api yang meludeskan rumahnya.

"Kami sangat terkejut dan syok, ada juga warga yang terduduk dan terdiam waktu saya dan warga lain berusaha memadamkan api," jelas Mulyadi.

Bukan tanpa sebab, mayoritas korban kebakaran bekerja dengan pendapatan yang tak begitu besar sehingga kehilangan rumah serta isinya tentu membuat mereka terpukul.

Ada yang bekerja sebagai tukang becak, buruh bangunan, satpam di pasar dan pekerjaan lain dengan gaji yang tak seberapa.

Pemkab Kotim memang sudah memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai pada Rabu (3/1/2024).

"Saya berterima kasih kepada Pemkab yang menyerahkan bantuan, semoga ini bisa mengurangi beban warga yang menjadi korban kebakaran," ujar Ketua RT setempat Musmulyadi mewakili warganya.

Bukan bermaksud kurang bersyukur, namun mereka mengakui tetap perlu waktu lama untuk memulihkan kondisi mental dan ekonominya.

Belum lagi pelajar yang seragam serta buku-bukunya juga ludes terbakar.

Kejadian ini tentu membuat keseharian mereka sebagai pelajar sangat terganggu.

Pemkab memang menjanjikan bantuan seragam serta kebutuhan lainnya untuk pelajar yang terkena dampak dari insiden ini.

Akan tetapi mereka masih harus menunggu pihak Kecamatan Mentawa Baru Ketapang memberikan data korban terdampak kepada Pemkab Kotim.

Musmulyadi mengatakan belum diketahui secara pasti jumlah pelajar yang terkena dampak dari kebakaran ini.

"Kami masih mendata korban yang terdampak, yang jelas tujuh kepala keluarga dan lebih dari lima belas jiwa yang menghuni dua barak tersebut," jelas Musmulyadi

Hingga Kamis (4/1/2024) korban masih menginap dirumah keluarga dan tetangga sekitar lokasi kejadian entah sampai kapan.

Ada juga yang sudah berencana mencari kontrakan baru.

Baca juga: Saat Kebakaran, Ingin Selamatkan Motor Pemilik Rumah Yang Alami Stroke Jidatnya Melepuh Dijilat Api

Baca juga: Kebakaran Rumah Kayu di Jalan Adonis Samad Palangkaraya,  Warga Sempat Dengar Suara Ledakan

Kepada perusahaan Inhutani besar harapan mereka pihak perusahaan masih membangun kembali komplek perumahan yang mereka tempati.

Dua barak yang terbakar memang berdiri di atas tanah milik PT Inhutani Pemkab pun juga tak bisa begitu saja membangun ulang di tempat tersebut.

Saat menerima bantuan dari Pemkab sedikit terlihat senyum bahagia dari korban kebakaran.

Namun itu tak cukup menghapus sepenuhnya ekspresi kesedihan di raut wajah korban.

"Ini merupakan cobaan dari Tuhan, Kami juga tidak bisa menyalahkan siapa-siapa," kata Siddiq.

Para korban kebakaran yang kehilangan tempat tinggal hanya bisa terus berjuang demi mendapat tinggal baru dan melanjutkan hidup walaupun tak mudah.

Mengawali tahun dengan kehilangan tempat tinggal bagi siapapun pasti berat.

"Meratapi nasib pun percuma, Kami hanya bisa berjuang kembali," tutup Siddiq. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved