Berita Palangkaraya
Intensitas Karhutla di Kalteng Menurun Dampak Hujan Merata, Operasional TMC Tak Diperpanjang
Operasional TMC atau teknologi modifikasi cuaca di Kalimantan Tengah dihentikan, seiring menununya intensitas Karhutla di Kalteng.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Operasional TMC atau teknologi modifikasi cuaca di Kalimantan Tengah dihentikan, seiring menununya intensitas Karhutla di Kalteng.
Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalimantan Tengah (Kalteng) Ahmad Toyib menyampaikan, hujan yang turun secara merata dalam beberapa hari terakhir berhasil menurunkan intensitas kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di Kalteng.
Lahan yang basah karena sering diguyur hujan membuat api pada dan penyebaran atau perluasan Karhutla di Kalteng menjadi terhambat.
“Alhamdulillah, hujan berpengaruh pada penurunan Karhutla di Kalteng. Secara umum laporan teman-teman di lapangan memang terjadi penurunan kejadian karena hujan yang merata di seluruh Kalteng. Basahnya lahan otomatis apinya padam dan perluasan lahan yang terbakar pun menjadi terhambat,” ujarnya, Jumat (20/10/2023).
Baca juga: Habitat Rusak Akibat Karhutla, BKSDA Pos Jaga Sampit Sering Terima Laporan Satwa Masuk Permukiman
Baca juga: BMKG Palangkaraya Ungkap, Peta Potensi Karhutla Kalteng Hari Ini Rendah Dampak Hujan Turun Merata
Baca juga: Gempa Terkini Jumat 20 Oktober 2023 Sore, Magnitudo 4,3 SR Baru Saja Guncang Wilayah Sinabang Aceh
Diungkapkan dia, kondisi tersebut membuat tim satgas lapangan yang melakukan penanggulangan karhutla bisa bekerja lebih ringan.
Selain, membantu memadamkan lahan yang sudah terbakar, adanya hujan juga efektif untuk meminimalkan munculnya titik api baru.
Akan tetapi, pihaknya berharap penurunan kejadian karhutla tersebut tidak hanya terjadi kali ini saja tapi seterusnya dan menjadi tren penurunan sampai pada titik Kalteng dinyatakan aman dari karhutla.
“Harapan kami trennya menurun terus. Semoga sebelum masa tanggap darurat karhutla berakhir kita sudah bisa menuntaskan seluruh titik api yang ada,” ucapnya.
Kendati intensitas karhutla menurun, namun upaya penanggulangan karhutla yang dilakukan tim Satgas Kalteng tetap dimaksimalkan.
Sebab, seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa saat ini Kalteng masih dalam status tanggap darurat bencana karhutla sampai tanggal 29 Oktober 2023.
Sehubungan dengan mulai adanya hujan di wilayah Kalteng, Toyib menyampaikan bahwa operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Kalteng pun tak lagi diperpanjang.
Operasi TMC terakhir kali dilaksanakan pada 18 Oktober 2023 lalu, kini 2 unit pesawat yang digunakan untuk TMC di Kalteng telah ditarik kembali oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Walaupun, tidak ada lagi TMC di wilayah Kalteng namun pihaknya berharap potensi hujan di Kalteng akan meningkat, sehingga potensi karhutla pun semakin berkurang.
Apalagi, berdasarkan Prakiraan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya pada Oktober dasarian 2 hingga November dasarian 2, Kalteng sudah memasuki musim hujan meski secara bertahap mulai dari wilayah utara, tengah, hingga selatan.
Sementara itu, berdasarkan laporan harian Pos Komando Penanganan Bencana Karhutla Kalteng per 1 Januari - 19 Oktober 2023 kemarin, tercatat sudah 11183,86 hektar lahan yang terbakar dari 3957 kejadian karhutla, dengan rincian sebagai berikut;
Palangka Raya Resmi Jadi Tuan Rumah Kongres GMNI XXIII Tahun 2028, Ada Historisnya |
![]() |
---|
Tak Ada Anggaran Tambahan, Pemprov Targetkan RTH Eks KONI Kalteng Selesai Paling Lambat Desember |
![]() |
---|
Panen Jagung di Pekarangan Polresta Palangka Raya, Achmad Zaini: Bukti Bisa Bertani di Tengah Kota |
![]() |
---|
Simpan 24 Paket Sabu, Napi Rutan Kelas IIA Ditangkap Satresnarkoba Polresta Palangka Raya |
![]() |
---|
Pemprov Kalteng Bakal Kaji Pelanggaran Aturan dan Kerusakan Lingkungan oleh 7 Perusahaan Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.