Berita Palangkaraya

BOSF Sebut Area Pelepasliaran 2.250 Orang Utan Terbakar, Ancam Kesehatan Akibat Kabut Asap Karhutla

Karhutla di Kalteng berdampak pada kesehatan orang utan yang ada di Kalteng, daerah pelepasan 2.250 orang utan juga ikut terbakar

Editor: Sri Mariati
BOSF untuk Tribunkalteng.com
Orang utan yang sedang berada di hutan pelepasliaran Yayasan Borneo Orangutan Survival. 

TRIBUNKLATENG.COM, PALANGKARAYA - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah, tak hanya mengancam manusia namun mengancam kesehatan dari Orang Utan.

Selain hilangnya habitat dan terbakarnya sejumlah hutan pelepasliaran pun ikut terdampak.

Lebih dari 85 hektare hutan rawa gambut dan lahan di wilayah kerja Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS), telah terdampak kebakaran hutan dan lahan akibat musim kemarau yang panjang.

Hal tersebut dibenarkan oleh CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Jamartin Sihite.

“Pada 30 September 2023, kebakaran terjadi lagi di wilayah kerja Yayasan BOSF di Mawas, yang berada di Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah,” terangnya, pada Senin (9/10/2023).

Kebakaran hutan terjadi di sebelah utara stasiun penelitian Tuanan, kawasan yang dihuni oleh sekitar 2.250 orangutan liar.

Baca juga: BKSDA Kalteng dan BOSF Palangkaraya, Gaet Masyarakat Pulang Pisau Kembangkan Desa Ramah Satwa

Baca juga: Otorita IKN Bangun Pusat Suaka Orang Utan Hanya Berjarak 10 Kilometer dari Titik Nol

“Kami segera memulai upaya kolaboratif dengan tim peneliti Tuanan dan pemerintah setempat untuk memulai operasi pemadaman kebakaran,” jelas Jamartine.

Kebakaran di Mawas kini merambah areal penanaman Yayasan BOSF, serta pihaknya belum mendapatkan informasi terkini.

Hal tersebut dikarenakan tim sulit untuk mencapai lokasi-lokasi kebakaran tersebut karena diselimuti oleh kabut asap yang sangat tebal.

“Kami sangat prihatin terhadap situasi kebakaran hutan di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Tengah, di mana kondisi udara dengan Indeks Pencemaran Udara (ISPU) di Palangkaraya sangat tidak sehat,” terangnya.

Pusat rehabilitasi orang utan Nyaru Menteng yang terletak dekat dengan kota Palangkaraya menjadi sumber kekhawatiran bagi BOSF.

“Sejauh ini kami terus berupaya untuk memastikan orang utan agar tetap sehat di tengah kabut asap,” ujar CEO BOSF.

Jamartin mengatakan, hingga saat ini belum ada kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terhadap orangutan di pusat rehabilitasi orang utan di Nyaru Menteng.

“Tim kami terus melakukan tindakan preventif dengan upaya pembasahan lahan, membangun sumur serta "beje" (kolam), sekat bakar, serta membentuk tim siaga kebakaran,” ungkapnya.

Semua hal tersebut bertujuan untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi kebakaran di masa depan.

Baca juga: Orangutan Rehabilitasi BOSF Palangkaraya Melampui Kapasitas, Sebagian Sudah Dilepasliarkan

Baca juga: Sebanyak 25 Orang Utan Dilepasliarkan di Wilayah Konservasi di Kalteng Sepanjang 2021

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved