Religi

Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Khalid Basalamah Beberkan Ini

Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, Begini Asal-usulnya

Editor: amirul yusuf
youtube ustadz Khalid Basalamah
Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, Begini Asal-usulnya 

TRIBUNKALTENG.COM - Saat ini memasuki bulan Rabiul Awal 1445 Hijriyah atau dikenal pula dengan bulan maulid Nabi, bulan ketiga dalam sistem kalender Islam.

Tradisi yang berkembang di sejumlah daerah di Indonesia adalah memperingati atau merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap masuk Rabiul Awal.

Umumnya acara maulid Nabi digelar di tempat keagamaan umat Islam, mesjid atau musholla.

Baca juga: Amalan Surah An Nur dan Sholawat Nariyah, Tata Cara dan Doa Cepat Bertemu Jodoh bagi Pria dan Wanita

Baca juga: Doa Sebelum Bekerja dan Doa Setelah Bekerja Agar Mendapat Perlindungan dan Berkah Allah SWT

Penceramah Ustadz Khalid Basalamah memaparkan hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW,

Diterangkan Ustadz Khalid Basalamah, asal usul peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dilakukan pada 230 Hijriyah.

Dari sejarah itu, Ustadz Khalid Basalamah pun menyimpulkan mengenai hukum memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan asal-usul perayaan maulid Nabi SAW, yang mula-mula muncul pada 230 Hijriyah.

"Dan maulid Nabi muncul dari kerajaan dinasti Fatimiyah Syiah, yang dibentuk di Mesir, dan mereka memiliki enam macam maulid, sampai saat ini di Iran masih ada," jelas Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Lentera Islam.

Yang berpaham Syiah mengikuti ajaran ini, sangat disayangkan menurutnya, banyak ahli sunnah yang menarik ajaran ini ke pemahaman mereka.

Padahal jelas Syiah mengkafirkan sahabat, mengatakan Alquran kurang. Enam jenis maulid tersebut adalah Maulid Nabi Muhammad SAW, maulid Fatimah, maulid hassan, maulid Hussein, maulid Ali, dan mauli raja mereka.

"Banyak ahli sunnah di Indonesia yang membenci paham Syiah, karena paham Syiah jelas mengkafirkan sahabat, mencaci maki Abu bakar dan Umar, mengatakan Alquran kurang, tapi tidak sadar maulid yang dilakukan adalah acara dari orang-orang Syiah," terangnya.

Padahal Nabi Muhamamd SAW sendiri tak pernah merayakan maulid atau hari kelahiran dirinya.

Yang dilakukan Syiah pada acara maulid Nabi adalah berdzikir, baca shalawat berdiri dan menganggap ruh Nabi Muhammad SAW lewat.

"Kalau ditanya kenapa lakukan itu, jawabnya bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, bentuk cinta itu harusnya mengikuti dan mencontoh apa yang dilakkan dan diperintahkan saja, tidak menambah,"  tegas Ustadz Khalid Basalamah.

Jikalau kita menambah seakan kita mengatakan ada sesuatu yang masih belum disampaikan Nabi Muhammad SAW, padahal sebelum meninggal Nabi SAW telah menyampaikan semua.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved