Sinar Mas Agribusiness and Food

Sinar Mas Agribusiness and Food Perkuat Kolaborasi dan Teknologi Cegah Karhutla Dampak El Nino

Sinar Mas Agribusiness and Food memperkuat kolaborasi lintas sektor dan pengembangan teknologi untuk mengantisipasi Karhutla dampak El Nino

Editor: Dwi Sudarlan
Sinar Mas Agribusiness and Food
Sinar Mas Agribusiness and Food memperkuat kolaborasi lintas sektor dan pengembangan teknologi untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dampak fenomena El Nino. 

Sinar Mas Agribusiness and Food, lanjut Supriyanto, mengedepankan sinergi dengan para pemangku kepentingan di area operasional. Langkah sinergi ini misalnya tercermin melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Program yang berlangsung di Pulau Sumatera dan Kalimantan sejak 2016 ini membekali 105 desa rentan karhutla dengan pelatihan pencegahan kebakaran, infrastruktur dasar pemadaman kebakaran, serta sosialisasi dan implementasi proses peringatan dini untuk menghadapi risiko kebakaran.

Menurut Supriyanto, kerja sama yang terjalin baik antara perusahaan dengan masyarakat dapat memperkuat komitmen bersama terhadap pencegahan karhutla.

Sejak 1997, Sinar Mas Agribusiness and Food telah menerapkan kebijakan anti-bakar untuk pembukaan lahan yang diperkuat dengan komitmen anti-kegiatan di lahan gambut (No Peat) pada 2010.

Supriyanto menilai, berkat kolaborasi yang apik dengan pemangku kepentingan, manfaat baiknya pun dapat terasa hingga saat ini.

“Pada 2022 lalu, sebanyak 99,96 persen kawasan kelola perusahaan terbebas dari karhutla. Kita bersama-sama berupaya mempertahankan dan meningkatkan torehan tersebut. Sinergi yang baik melalui berbagai program harus kita jaga bersama, bukan hanya di area perusahaan, tetapi juga di seluruh wilayah rentan kebakaran. Karhutla hanya akan menimbulkan dampak buruk bagi sosial, lingkungan, dan ekonomi,” ungkapnya.

Penerapan teknologi

Sinar Mas Agribusiness and Food memadukan upaya-upaya konvensional dan teknologi mutakhir dalam mencegah ancaman karhutla.

Upaya ini didukung oleh sekitar 10.000 orang yang tergabung dalam tim KTD, yang terdiri dari karyawan perusahaan dan masyarakat siaga api (MSA) binaan perusahaan.

Mereka memiliki tugas masing-masing: ada yang bertugas di lapangan untuk melakukan patroli dan penanggulangan karhutla secara langsung, ada pula yang memantau kondisi ancaman karhutla dari ruang kontrol.

Memperkuat pengawasan karhutla salah satunya dilakukan melalui aplikasi digital GeoSMART Fire-Hotspot Monitoring Site.

Aplikasi ini mampu memberikan informasi deteksi titik panas tiga kali lebih cepat dari proses semi-otomatis sebelumnya.

GeoSMART dikembangkan sejak 2021, digunakan sejak awal 2022, dan terus diperbarui fiturnya hingga kini.

Aplikasi ini memanfaatkan teknologi satelit NOAA, VIIRS, SUOMI, dan MODIS yang diakses otomatis dari situs SiPongi-KLHK dan atau LAPAN.

Menurut Supriyanto, penggunaan sistem aplikasi GeoSMART telah dikembangkan secara otomatis untuk mendeteksi titik panas hingga radius dua kilometer di luar area konsesi perusahaan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved