Kebakaran Flamboyan Bawah

Kisah Sejumlah Warga Flamboyan Bawah Palangkaraya Mengaku Masih Trauma Pasca Kebakaran

Sejumlah warga Flamboyan Bawah Palangkaraya, Kalteng yang terbakar mengisahkan trauma hal itu diungkapkan Diah dan Halidah korban kebakaran

Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Lidia Wati
Warga Korban Kebakaran di Flamboyan Bawah Diah (50) Kanan, dan Halidah (35) kiri. Saat ditemui awak media, di GOR KONI Sanaman Mantikei, Palangkaraya, Kamis (3/8/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Beberapa warga korban kebakaran di Flamboyan Bawah Palangkaraya, masih trauma dan belum ada rencana hidup untuk ke depan.

Seperti itu yang dirasakan Diah (50), yang mengaku sampai saat ini dirinya mengalami trauma pasca kebakaran. Kala itu dirinya masih berada di rumah dan menyaksikan langsung api melalap rumahnya.

Kebakaran yang menimpa Flamboyan Bawah Palangkaraya yang menyebabkan sebanyak 36 bangunan hangus, korban yang terdampak berjumlah 46 KK dan 180 Jiwa, tersebut tentu menimbulkan trauma bagi korbannya termasuk dirinya.

Saat ini para korban mengungsi di GOR KONI Sanaman Mantikei, Jalan W Sudirohusodo Palangkaraya. Namun dari 180 jiwa tersebut hanya sekitar 70 jiwa yang mengungsi di GOR Koni tersebut, karena sebagian menginap di tempat keluarga.

"Jadi saat kebakaran saya memang berada di rumah, jadi kejadian kebakaran tersebut sore hari," ungkapnya, saat ditemui awak media, di di GOR KONI Sanaman Mantikei.

Baca juga: 150 Warga Flamboyan Bawah Palangkaraya, Terdampak Kebakaran Mengungsi di GOR KONI

Baca juga: Soal Penempatan Kantor Baru Pasca Kebakaran, Bawaslu Palangkaraya Menunggu Surat Jawaban Pemko

Ia mengungkapkan, semua barang hangus terbakar hanya baju di badan saja yang tersisa.

"Ketika kebakaran tersebut saya langsung keluar rumah dan membawa anak dan cucu saya yang sedang tidur," sebutnya, Kamis (3/8/2023).

Ia menyampaikan, bahwa yang tinggal rumahnya terdiri dari 5 orang yaitu ia, suaminya, anaknya dan dua orang cucunya.

"Jadi rumah saya dibangun tahun 1998, tentu rumah tersebut adalah hasil dari kerja keras selama ini," katanya.

"Jadi untuk sementara kita tinggal di sini, mau pulang kemana lagi karena rumah sudah hangus terbakar," sambungnya.

Ia juga mengatakan, tidak kerabat di Kota Palangkaraya karena semua keluarganya ada di Amuntai kampung halamannya.

"Belum ada rencana kedepan, karena ini saja setiap mau tidur pasti terbayang peristiwa tersebut dan terbayang rumah terbakar," ujarnya.

Sementara itu, Halidah (35) yang juga merupakan tetangga Diah, mengatakan hal yang demikian.

"Jadi untuk rencana kedepan masih belum kepikiran karena masih trauma, jangankan rencana besok hari ini mau ngapain saja tidak tahu," katanya.

Peristiwa kebakaran di kawasan padat penduduk, Flamboyan Bawah Kota Palangkaraya, Kalteng, Selasa (1/8/2023) lalu.
Peristiwa kebakaran di kawasan padat penduduk, Flamboyan Bawah Kota Palangkaraya, Kalteng, Selasa (1/8/2023) lalu. (TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN BANGEL)

Halidah juga mengatakan, saat kebakaran dirinya berada di dalam rumah dan menyaksikan api yang mengejar dengan cepat dari rumah ke rumah.

"Jadi api itu berasal dari sebelah rumah, ketika saya keluar rumah api sudah besar. Jadi memang yang terbakar bangunan semuanya kayu," sebutnya.

Halidah mengungkapkan, bahwa dirinya hanya bersama tiga orang anaknya di rumah.

"Kalau suami saya kerja jadi sopir di Pangkalanbun, dan ketika mendengar kebakaran langsung pulang dan baru datang tadi pagi," ujarnya.

Ia mengungkapkan, dirinya tentu sangat sedih dan sangat menyayangkan karena rumahnya tersebut sudah 15 tahun dan dibangun dari nol ketika berumah tangga.

Baca juga: Olah TKP Kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya, Dugaan Arus Pendek Listrik Barang Bukti Diamankan

Baca juga: Korban Kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya, Harapkan Bantuan Peralatan Sekolah Anak

"Kalau saya saat kebakaran berada di rumah setelah habis mandi mengambil baju dan sampai terbalik memakai bajunya karena panik ada api," ujarnya.

"Jadi ketika sudah sampai ke tempat kami api berwarna merah kehitaman. Jadi saya sempat membawa motor untuk lari hingga cepat sampai ke atas, jadi hanya motor yang sempat dibawa," sambungnya.

Ia mengungkapkan, tinggal di GOR KONI tentu berbeda dari rumah, dan tidak terlalu bisa tidur karena masih terbayang-bayang peristiwa kebakaran dan rumah yang hangus.

"Untuk uang ada di bawa tapi ya memang sedikit saja karena sebagian tertinggal di rumah karena panik jadi tidak sempat membawa yang sebagiannya itu," ucapnya.

Ia juga berharap kalau bisa dibangunkan rumah dimanapun yang penting tidak tinggal di GOR KONI ini. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved