Sukses Membuat Sepeda Pencacah Sampah, Begini Pandangan Guru Terhadap 5 Murid SDN 4 Ketapang Sampit

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Sukses Membuat Sepeda Pencacah Sampah, Begini Pandangan Guru Terhadap 5 Murid SDN 4 Ketapang Sampit.

Keberhasilan 5 murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yang pada tahun 2021 lalu berhasil berinovasi dengan menciptakan mesin pencacah sampah sederhana yang dinamakan Sepeda Pecah (pencacah sampah), jelas membawa kebanggaan tersendiri bagi para guru yang telah berdedikasi mengajar di sekolah tersebut.

Kelima anak tersebut adalah Nuggi Kurniawan, Owen Gahiji, Jaelani Muktiko Aji, dan Nur Vania Marisa yang kala itu duduk di kelas IV, serta Aisyah Syifa Aulia Simbolon kelas V.

Sedangkan, sekarang anak-anak itu sudah naik ke kelas VI dan salah satunya sudah lulus lalu diterima di MTs Negeri 1 Sampit dengan jalur prestasi.

Baca juga: Ikut Dalam Pembuatan Sepeda Pencacah Sampah, Ini Cerita Nuggi Murid SDN 4 Ketapang Sampit Kotim

Baca juga: Gempa Terkini Magnitudo 4,1 SR Selasa 25 Juli 2023, Baru Saja Guncang Tenggara Melonguane Sulut

Baca juga: Dari Luka Menjadi Inspirasi, Awal Tercipta Sepeda Pencacah Sampah Karya Murid SDN 4 Ketapang Sampit

Salah seorang guru sekaligus Pembina pengelolaan lingkungan SDN 4 Ketapang, Asykuriah menceritakan pandangannya terhadap 5 anak yang sebelumnya tergabung dalam kegiatan ekstra kurikuler berkebun itu.

Menurutnya, anak-anak itu memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing. Namun, yang paling menarik dari mereka adalah rasa ingin tau yang begitu besar sehingga mengasah kecerdasan anak-anak tersebut.

“Anak-anak yang terlibat dalam pembuatan Sepeda Pecah ini adalah anak-anak yang unik. Lumrahnya anak-anak pada umumnya, mereka memiliki rasa ingin tau yang lebih tinggi dibanding orang dewasa,” katanya kepada Tribunkalteng.com, Selasa (25/07/2023).

Beberapa dari anak itu juga cukup berprestasi di bidang akademik, contohnya Nuggi yang selalu meraih peringat satu di kelasnya, lalu ada Aisyah yang kini sudah lulus dan berhasil masuk ke MTs N 1 Sampit melalui jalur prestasi.

Sementara, 3 anak lainnya meskipun tidak juara kelas namun tetap punya kelebihan masing-masing.

Dengan rasa ingin tau yang besar dari murid-murid ini lah menjadi tantangan bagi para guru untuk bisa menggali dan mengembangkan potensi setiap anak.

Termasuk ketika anak-anak itu menyampaikan ide untuk membuat mesin pencacah sampah sederhana yang langsung direspon positif oleh para guru.

Namun, bukan berarti keunggulan dari 5 anak ini membuat para guru melakukan mereka berbeda dari murid yang lain. Karena menurut Asykuriah, setiap anak didik memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing.

 “Ada sekira 378 murid di sekolah kami, masing-masing punya keunggulannya sendiri-sendiri. Sebagai guru kami ingin anak-anak ini bisa berkarya sesuai minat dan bakat mereka. Guru tidak boleh memaksa,” imbuhnya.

Dalam hal ini, justru para guru harus bisa membimbing anak-anak tersebut agar bisa berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing, sehingga bisa menghasilkan suatu karya yang bermanfaat.

Upaya untuk mengembangkan minat dan bakat anak-anak didik itu pun dilakukan pihak sekolah dengan menggelar kegiatan ekstra kurikuler yang beragam.

Ada ekstra kurikuler menggambar dan mewarnai, membuat kerajinan tangan dari barang bekas, menyanyi, catur, hingga berkebun.

Prestasi yang dicapai lima anak diatas pun diharapkan bisa ditularkan bagi adik-adik kelas mereka. Sehingga, SDN 4 Ketapang bisa terus melahirkan siswa-siswa yang inovatif dan kreatif. (*)