Berita Palangkaraya
Puncak Musim Kemarau Diperkirakan Agustus 2023, BPBD Palangkaraya Gencarkan Pencegahan Karhutla
El Nino turut pengaruhi cuaca di Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga rawan berdampak pada terjadinya kebakaran lahan.
Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - El Nino turut pengaruhi cuaca di Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga rawan berdampak pada terjadinya kebakaran lahan.
BPBD Palangkaraya mengigatkan puncak musim kemarau di Kalteng diperkirakan terjadi Agustus 2023 mendatang, sehingga sejak dini sudah dilakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak terjadi kebakaran lahan dan hutan.
Saat ini Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sedang memasuki kemarau ditambah adanya El Nino atau dikenal kemarau atau kekeringan.
Meskipun kemarau yang terjadi saat ini masih diselingi dengan curah hujan, sehingga kerap disebut sebagai kemarau basah.
Cuaca Kota Palangkaraya masuk kategori kemarau namun masih turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Baca juga: Kantor Bawaslu Palangkaraya Terbakar Jelang Pemilu 2024, Legislator Pertanyakan Soal Pengamanan
Baca juga: Kantor Bawaslu Palangkaraya Terbakar, Penyidik Satreskrim Polresta Mintai Keterangan Saksi
Baca juga: Info Kamis 20 Juli 2023, Gempa Terkini Guncang Barat Daya Lombok Barat NTB, Simak Magnitudonya
Masih adanya curah hujan, tentunya membantu dalam pembasahan lahan yang kering dan rawan kebakaran.
BPBD Palangkaraya mencatat hingga saat ini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Palangkaraya mencapai 35,91 hektare.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Emi Abriyani mengatakan puncak kemarau disertai El Nino terjadi pada Agustus 2023.
“Berdasarkan data Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangkaraya puncak El Nino akan terjadi pada Agustus,” terangnya, Kamis (20/7/2023).
Emi mengatakan Kota Palangkaraya sangat rawan akan ancaman kebakaran lahan selama musim kemarau tersebut.
“Faktor utama terjadinya Karhutla, tentunya karena perbuatan dari manusia, yakni membuka lahan dengan cara dibakar,” ujarnya.

Selain itu, membakar sampah dekat lahan kering juga sangat rawan api merembet pada tumbuhan yang kering saat musim kemarau.
Kemudian membuang puntung rokok saat berkendara di jalan raya juga rawan terjadi kebakaran lahan.
“Karhutla tentunya menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan, akibatnya muncul kabut asap dan mengganggu pernafasan,” terang Kepala BPBD Palangkaraya.
Meski begitu, pihaknya terus melakukan upaya mitigasi bencana Karhutla yang mengancam Kota Palangkaraya.
“BPBD Palangkaraya tentunya terus melaksanakan upaya mitigasi bencana dengan cara sosialisasi, edukasi, pencegahan, dan penanganan Karhutla itu sendiri,” ungkap Emi.
Tentunya upaya mitigasi bencana diberikan kepada masyarakat dan anak sekolah, terkait bahaya dan penanggulangan bencana Karhutla.
“Memasuki musim kemarau, saya harap masyarakat sadar dan paham cara pemanggulangan, serta dampak negatif yang terjadi akibat Karhutla,” tutup Emi Abriyani. (*)
musim kemarau
kebakaran lahan
Kota Palangkaraya
Tribunkalteng.com
berita Tribun Kalteng
BPBD Palangkaraya
Palangka Raya Resmi Jadi Tuan Rumah Kongres GMNI XXIII Tahun 2028, Ada Historisnya |
![]() |
---|
Tak Ada Anggaran Tambahan, Pemprov Targetkan RTH Eks KONI Kalteng Selesai Paling Lambat Desember |
![]() |
---|
Panen Jagung di Pekarangan Polresta Palangka Raya, Achmad Zaini: Bukti Bisa Bertani di Tengah Kota |
![]() |
---|
Simpan 24 Paket Sabu, Napi Rutan Kelas IIA Ditangkap Satresnarkoba Polresta Palangka Raya |
![]() |
---|
Pemprov Kalteng Bakal Kaji Pelanggaran Aturan dan Kerusakan Lingkungan oleh 7 Perusahaan Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.