Berita Palangkaraya

Kasus DBD di Palangkaraya Bulan Mei Hingga Juni 2023 Capai 41, Dinkes Gencarkan Penyuluhan

Kasus DBD di Palangkaraya Bulan Mei Hingga Juni 2023 Capai 41, Dinkes Gencarkan Penyuluhan untuk penanggulangaannya.

Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com/pangkan B
Fogging focus sebagai salah satu cara mencegah Penyebaran Nyamuk DBD di Palangkaraya, seperti yang dilakukan Puskesmas Bukit Hindu. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Kasus DBD di Palangkaraya Bulan Mei Hingga Juni 2023 Capai 41, Dinkes Gencarkan Penyuluhan untuk penanggulangaannya.

Dalam upaya melakukan antisipasi DBD di Palangkaraya, Dinkes Kota Palangkaraya menggencarkan imbau kepada masyarakat untuk melakukan 3M Plus.

Penyakit Demam Berdarah  atau DBD di Palangkaraya dalam beberapa minggu ini mulai mewabah di Kota Palangkaraya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya selama bulan Mei-Juni 2023, masuknya laporan terkait DBD ada 41 kasus.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN Terbaru di PT Pertamina Training & Consulting, Lamaran Secara Online

Baca juga: Berdedikasi, Bhabinkamtibmas Bartim Kalteng Brigpol Fitriani Maisyarah Raih Hoegeng Award 2023

Baca juga: Pengunjung CFD Palangkaraya, Diberikan Pengetahuan Cara Perawatan Ragam Jenis Binatang

Sehingga untuk mencegah penyakit DBD ini Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya melakukan berbagai upaya salah satunya dengan penyuhulah kepada masyarakat.

Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya melakukan penyuluhan 3 M Plus yaitu menguras, menutup dan mengubur, dan plusnya itu misalnya menanam tanaman sebagai pengusir nyamuk seperti lavender dan serai.

Hal tersebut disampaikan oleh Ferae Natalina selaku Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Palangkaraya, saat ditemui tribunkalteng.com, di CFD Palangkaraya.

"Jadi kita juga sambil membagikan abate untuk masyarakat. Abate memiliki fungsi mengendalikan semua jentik nyamuk pada dosis rendah," ungkapnya, Minggu (16/7/2023).

Untuk mencegah terjadinya DBD masyarakat harus menguras tempat penampungan air, karena masa dari nyamuk itu bertelur hingga berubah menjadi nyamuk dewasa itu sekitar empat sampai enam hari.

"Jadi minimal satu minggu sekali kita harus menguras bak mandi, tempat penampungan air dan tempat-tempat yang memang sebagai sarang nyamuk," sebutnya.

Nyamuk Aedes aegypti ini adalah jenis nyamuk yang tidak suka tempat kotor, nyamuk ini lebih menyukai tempat yang bersih.

"Jadi walaupun bekas air mineral yang sudah terbuka lalu kita buang sembarangan maka hal itu bisa menyebabkan perkembangbiakan nyamuk ini," ujarnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan 3M di tempat-tempat yang akan menjadi sarang itu nyamuk.

"Terutama 3M Plus itu tadi, jadi jika ada sampah walaupun sedikit namun bisa digenangi air maka itu harus dibersihkan," katanya.

Baiknya lagi bila di lingkungan masyarakat dilakukan dengan cara bergotong royong. Bersihkan dan jangan sampai membiarkan ada tempat atau barang seperi kaleng, botol dan barang bekas tergenang air, sehingga menjadi tempat sarang nyamuk.

Ferae Natalina selaku Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Palangkaraya, saat ditemui tribunkalteng.com, di CFD Palangkaraya.
Ferae Natalina selaku Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Palangkaraya, saat ditemui tribunkalteng.com, di CFD Palangkaraya. Dia menjelaskan terkait upaya pencegahan DBD di Palangkaraya.(Tribunkalteng.com / Lidia Wati)
Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved