Berita Palangkaraya

Akibat Wabah PMK Harga Sapi Kurban di Kota Palangkaraya Lebih Murah dari Tahun Lalu

Wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK berdampak pada harga hewan kurban jenis sapi tahun 2023 yang mengalami penurunan harga dibandingkan tahun lalu

|
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
Dok Tribunkalteng.com
Ternak sapi masyarakat saat dijajakan saat momentum Idul Adha di Palangkaraya. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia tak terkecuali di Kota Palangkaraya ternyata berdampak dari sisi harga.

Hal itu diungkapkan Pedagang sapi atau hewan kurban di Kota Palangkaraya bernama Sutekno (66), di Jalan G Obos IV.

Dirinya mengatakan, harga kisaran sapi saat ini paling murah Rp 14 juta hingga Rp 37 juta.

Jika dibanding tahun lalu harga sapi kurang lebih sama, dikarenakan tahun lalu banyak sapi yang terkena wabah sehingga berimbas pada tahun 2023.

"Tidak ada kenaikan harga untuk tahun ini malah lebih murah dibanding tahun yang lalu," ungkapnya kepada Tribunkalteng.com, Sabtu (10/6/2023).

Baca juga: Harga Sapi Kurban di Palangkaraya Paling Murah Rp 17 Juta, Pedagang Pastikan Aman PMK

Baca juga: Idul Adha 2022, Sebanyak 1.198 Ekor Sapi Stok Hewan Kurban di Kota Palangkaraya

Dikarenakan wabah PMK pada tahun lalu maka di tahun ini harus benar-benar dalam memeriksa kesehatan pada sapi.

"Menurut saya ini harga yang stabil karena tidak kenaikan tetapi juga tidak penurun harga yang siginifikan," ujarnya.

Ia menuturkan, untuk tahun yang lalu harga sapi paling murah Rp 15 juta sampai Rp 42 juta, maka dari itu tahun ini lebih murah dibanding tahun yang lalu.

"Pada saat wabah tahun lalu itu sapi nya susah masuk Kalteng, di Jawa juga dihentikan," jelasnya.

Sutekno menyampaikan, bahwa tahun ini pemasukan Sapi berasal dari Sulawesi, Bima dan NTT sudah bisa masuk ke Kalteng, hanya saja harganya yang lebih murah dibanding tahun yang lalu.

"Jadi tahun kemarin sapi saya juga mengalami wabah PMK tapi Alhamdulillah bisa sembuh," katanya.

Wabah yang menyerang sapi pada tahun lalu itu yaitu wabah PMK yang merupakan penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular.

"Jadi untuk melihat sapi itu aman dari penyakit itu diberi tanda kuning pada kuping sapi, itu merupakan tanda bahwa sapi sehat," terangnya.

Sehingga jika ada sapi yang tidak diberi tanda pada kupingnya itu tidak masuk ke Kalimantan Tengah.

"Jadi sapi saya ini sudah saya beli setelah Hari Raya Idul Fitri kemarin, sehingga ini saya stok, karena jika membeli pada saat mendekati hari raya kurban itu lebih mahal," jelasnya.

Baca juga: Hewan Kurban Sehat dari PMK Diberi Tanda Peneng, Dua Kecamatan Kotim Jadi Perhatian Distan

Baca juga: PMK Mulai Menurun di Kalteng, Hanya Ada 15 Kasus Aktif di Palangkaraya dan Kobar

Ia menuturkan bahwa sapi milinya itu berasal dari Bima, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Kupang.

"Jadi kemarin sapi yang saya beli ini sebanyak 273 sapi. Jadi ini saya bagi kandangnya karena kandang tempat sapi ini saya ada dua," imbuhnya.

Ia mengungkapkan bahwa pemeriksaan kesehatan pada sapi akan terus diperiksa sampai menjelang hari raya kurban pun tetap akan diperiksa sampai tiga kali. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved