Dayak Kalteng
Tujuan Ritual Palas Bidan, Cara Membersihkan Tali Pusar Bayi Bagi Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah
Ritual Palas Bidan merupakan upacara masyarakat Dayak Kalteng khususnya yang beragama Kaharingan.
Penulis: Nor Aina | Editor: amirul yusuf
TRIBUNKALTENG.COM - Berikut tujuan ritual Palas Bidan yang menjadi cara masyarakat Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) membersihkan tali pusar bayi.
Ritual Palas Bidan merupakan upacara masyarakat Dayak Kalteng khususnya yang beragama Kaharingan.
Palas Bidan atau biasa disebut dengan acara pamalasan bagi Suku Dayak Kalteng.
Dimana acara pamalasan ini dilakukan dengan mamalaskan atau mengoleskan darah ayam kepada sang ibu dan bayi.
Hal itu dilakukan masyarakat Dayak Kalteng agar terhindar dari roh-roh jahat seperti yang dilansir pada jurnal Upacara-upacara Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah karya Natsir dkk. halaman 38-39.
Baca juga: Waktu Pelaksanaan Ritual Paleteng Kalangkang Sawang, Upacara 3 Bulanan Jadi Tradisi Dayak Kalteng
Baca juga: Tujuan Tari Babukung, Tarian Ritual Kematian Suku Dayak Kalteng Bernilai Filosifis dan Spiritual
Selain itu, pamalasan juga bertujuan untuk membersihkan tali pusar si bayi.
Masyarakat Dayak Kalteng memiliki kepercayaan selama tali pusar belum putus, maka tidak ada upacara yang harus dilakukan.
Sementara jika tali pusat telah putus,masyarakat Dayak Kalteng baru mengadakan upacara pamalasan.
Masyarakat juga percaya bahwa selama tali pusatnya belum putus, anak yang baru lahir tidak boleh dibawa ke luar rumah.
Sebab bagi mereka samg bayi dianggap masih mudah dihinggapi oleh roh-roh jahat.
Ketika tali pusat telah putus, bidan kembali mengadakan pamalasan kepada ibunya dan juga sang bayi.
Ritual pamalasan ini disertai dengan doa dan mantra-mantra sesuai dengan ajaran dan kepercayaan mereka.
Hal ini bertujuan untuk membersihkan sang ibu dan si bayi dari roh-roh jahat yang ada pada diri mereka.
Sebab, dengan putusnya tali pusar, maka mereka perlu dibersihkan agar terhindar dari roh-roh jahat ke depannya.
Dengan demikian, tidak ada lagi roh-roh jahat yang akan merusak kehidupan si bayi pada hari-hari mendatang.
Pamalasan ini juga bertujuan agar proses kelahiran calon bayi yang ditunggu-tunggu dapat berjalan dengan baik.
Di samping itu, upacara ini diperlukan agar di kemudian hari si anak dan sang ibu tetap dalam keadaan sehat.
Upacara Palas Bidan ini menjadi simbol ungkapan terima kasih dan kebahagiaan kedua orang tua bayi serta keluarga atas kelahiran anak mereka yang dibantu oleh bidan.
Jika terjadi proses kelahiran di rumah sakit, bukan dokter atau bidan dari rumah sakit tersebut yang akan dipanggil ke rumah ketika dilaksanakan upacara palas bidan.
Namun, dicari bidan kampung atau orang yang dituakan akan menjadi pengganti bidan.
Baca juga: Jenis Pakaian Dayak Kalimantan Tengah Dari Kulit, Inilah Kegunaan Baju Upak Nyamu
Bidan tersebut turut serta memberikan petunjuk arahan bagi perempuan hamil atau yang telah melahirkan.
Setelah upacara palas bidan, biasanya bayi bisa dibawa ke luar rumah sebagaimana yang tertuang pada buku Mariatie, dkk. 2016 halaman 28 sampai 29.
Upacara palas bidan ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Kalteng yang beragama Hindu Kaharingan. (*)
(Tribunkalteng.com/Nor Aina)
Dayak Kalteng
suku Dayak
Ritual Palas Bidan
Cara Membersihkan Tali Pusar
Tribunkalteng.com
Kaharingan
Cek 3 Tahapan Upacara Mengayau, Tarian Khas Dayak Kalteng Jadi Simbol Keberanian |
![]() |
---|
Mengenal Buah Layung Khas Dayak Kalteng, Memiliki Cita Rasa Manis Berwarna Merah Keunguan |
![]() |
---|
Makanan Khas Dayak Kalimantan Tengah yang Unik Menjadi Santapan, Ada Bangamat - Keripik Kalakai |
![]() |
---|
Makna Tari Giring-giring Khas Dayak Kalteng, Punya Gerakan yang Serasi dengan Ritme Musik |
![]() |
---|
Keunikan Baju Adat Dayak Khas Kalimantan Tengah, Bersifat Keras dan Terbuat dari Bahan Alami |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.