Dayak Kalteng

Tujuan Ritual Palas Bidan, Cara Membersihkan Tali Pusar Bayi Bagi Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah

Ritual Palas Bidan merupakan upacara masyarakat Dayak Kalteng khususnya yang beragama Kaharingan.

Penulis: Nor Aina | Editor: amirul yusuf
YouTube Leslinda Hans
Tujuan ritual palas bidan, cara membersihkan tali pusar bayi masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. 

TRIBUNKALTENG.COM - Berikut tujuan ritual Palas Bidan yang menjadi cara masyarakat Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) membersihkan tali pusar bayi.

Ritual Palas Bidan merupakan upacara masyarakat Dayak Kalteng khususnya yang beragama Kaharingan.

Palas Bidan atau biasa disebut dengan acara pamalasan bagi Suku Dayak Kalteng.

Dimana acara pamalasan ini dilakukan dengan mamalaskan atau mengoleskan darah ayam kepada sang ibu dan bayi.

Hal itu dilakukan masyarakat Dayak Kalteng agar terhindar dari roh-roh jahat seperti yang dilansir pada jurnal Upacara-upacara Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah karya Natsir dkk. halaman 38-39.

Baca juga: Waktu Pelaksanaan Ritual Paleteng Kalangkang Sawang, Upacara 3 Bulanan Jadi Tradisi Dayak Kalteng

Baca juga: Tujuan Tari Babukung, Tarian Ritual Kematian Suku Dayak Kalteng Bernilai Filosifis dan Spiritual

Selain itu, pamalasan juga bertujuan untuk membersihkan tali pusar si bayi.

Masyarakat Dayak Kalteng memiliki kepercayaan selama tali pusar belum putus, maka tidak ada upacara yang harus dilakukan.

Sementara jika tali pusat telah putus,masyarakat Dayak Kalteng baru mengadakan upacara pamalasan.

Masyarakat juga percaya bahwa selama tali pusatnya belum putus, anak yang baru lahir tidak boleh dibawa ke luar rumah.

Sebab bagi mereka samg bayi dianggap masih mudah dihinggapi oleh roh-roh jahat.

Ketika tali pusat telah putus, bidan kembali mengadakan pamalasan kepada ibunya dan juga sang bayi.

Ritual pamalasan ini disertai dengan doa dan mantra-mantra sesuai dengan ajaran dan kepercayaan mereka.

Hal ini bertujuan untuk membersihkan sang ibu dan si bayi dari roh-roh jahat yang ada pada diri mereka.

Sebab, dengan putusnya tali pusar, maka mereka perlu dibersihkan agar terhindar dari roh-roh jahat ke depannya.

Dengan demikian, tidak ada lagi roh-roh jahat yang akan merusak kehidupan si bayi pada hari-hari mendatang.

Pamalasan ini juga bertujuan agar proses kelahiran calon bayi yang ditunggu-tunggu dapat berjalan dengan baik.

Di samping itu, upacara ini diperlukan agar di kemudian hari si anak dan sang ibu tetap dalam keadaan sehat.

Upacara Palas Bidan ini menjadi simbol ungkapan terima kasih dan kebahagiaan kedua orang tua bayi serta keluarga atas kelahiran anak mereka yang dibantu oleh bidan.

Jika terjadi proses kelahiran di rumah sakit, bukan dokter atau bidan dari rumah sakit tersebut yang akan dipanggil ke rumah ketika dilaksanakan upacara palas bidan.

Namun, dicari bidan kampung atau orang yang dituakan akan menjadi pengganti bidan.

Baca juga: Jenis Pakaian Dayak Kalimantan Tengah Dari Kulit, Inilah Kegunaan Baju Upak Nyamu

Bidan tersebut turut serta memberikan petunjuk arahan bagi perempuan hamil atau yang telah melahirkan.

Setelah upacara palas bidan, biasanya bayi bisa dibawa ke luar rumah sebagaimana yang tertuang pada buku Mariatie, dkk. 2016 halaman 28 sampai 29.

Upacara palas bidan ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Kalteng yang beragama Hindu Kaharingan. (*)

(Tribunkalteng.com/Nor Aina)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved