Kabar Dayak

Berbeda Alat Penangkap Ikan Lainnya, Asal Usul Mihing Khas Suku Dayak Kalimantan Tengah

Tentang Alat penangkap ikan tradisional Suku Dayak Kalimantan Tengah ini berbeda dengan yang lainnya.

Penulis: Nor Aina | Editor: Nia Kurniawan
Media Center Palangkaraya
Alat penangkap ikan tradisional, Mihing khas suku Dayak Kalimantan Tengah yang terdapat di Museum Balanga. 

Orang-orang di bumi Sangiang, gempar karena harta kekayaan mereka bergerak-gerak dan merayap.

Kemudian harta benda tersebut lenyap dari dalam rumah mereka, terbang menuju dunia lain.

Akhirnya Rawing Tempo Telon memerintahkan kepada Sahawung Bulaw, Tempung Buang Penyang, mereka tujuh orang banyaknya mendatangi bumi ini, guna menjumpai Bowak.

Singkat cerita, para dewa memerintahkan Bowak menghentikan perbuatannya.

Lasang Kilat Pangkaje Andaw yang ditumpangi oleh Rawing Tempo Telon dan tujuh kawannya mendarati dekat Mihing itu.

Bowak terkejut melihat Rawing Tempo Telon dan ketujuh kawannya berdiri di sana.

Orang lain tidak dapat melihat kehadiran mereka, kecuali Bowak sendiri.

Rawing Tempo Telon dan ketujuh kawannya sangat marah kepada Bowak, karena ternyata ia bisa membuat Mihing.

Setelah Mihing itu jatuh ke sungai, orang-orang melihat kawanan ikan besar, kecil, pada berkerumun di situ.

Orang banyak sangat heran, menyaksikan Mihing itu tiba-tiba berangkat sendiri dan terjun masuk ke dalam air, dan kawanan ikan lalu berkumpul di situ.

Perhatian orang segera beralih, bukan lagi menangkap harta benda, tetapi menangkap berjenis-jenis ikan.

Jenis ikan tersebut seperti sapan, jelawat, patin, tabiring, balida dan banyak lagi jenis ikan yang lain.

Sejak itu mihing tidak boleh digunakan di atas tanah, melainkan digunakan di sungai untuk menangkap ikan.

Cara Membuat Mihing

Mihing tidak sembarangan dibuat ada tata cara dan aturan yang harus diikuti.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved