Berita Palangkaraya

Cerdaskan Anak-anak Sekitar TPA Sampah Palangkaraya, Relawan Ajarkan Baca Tulis dan Menghitung

Upaya mencerdaskan anak bangsa dilakukan sekelompok orang yang ada di sekitar lokasi tempat pembuangan sampah di Kelurahan Bukit Tunggal Palangkaraya.

Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Ghorby Sugianto
Maria Fatima bersama rekan-rekannya saat mengajar kepada anak-anak di sekitar TPA Palangkaraya jalan Tjilik Riwut Km 14 yang masih belum bisa membaca, tulis dan hitung, Selasa (21/2/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Upaya mencerdaskan anak bangsa dilakukan sekelompok orang yang ada di sekitar lokasi tempat pembuangan sampah di Kelurahan Bukit Tunggal Palangkaraya.

Sejumlah relawan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah  terpotret di tempat pembuangan akhir atau TPA Sampah Palangkaraya di jalan Tjilik Riwut Km 14, ada anak-anak yang melakukan proses belajar mengajar non formal, untuk mengejar ketertinggalan karena tak bisa membaca, menulis dan menghitung.

Pandemi Covid-19 tahun 2019 lalu berdampak bagi bidang pendidikan, pembelajaran daring membuat orang tua dengan kondisi ekonomi seret mau tak mau pasrah, karena keterbatasan.

Anak-anaknya tak mempunyai dana membeli handphone hingga paket data untuk belajar, membuat ketertinggalan pendidikan tak melek aksara dan angka.

Maria Fatima seorang biarawati bersama rekan-rekannya Kristina dan Natalia merasakan keresahan tersebut di tahun 2020, mencetuskan tambahan pembelajaran buat puluhan anak itu.

Baca juga: Penggelapan Dana Jemaah Umroh di Tarakan, Rugikan Rp 2,74 Miliar, Satu Orang Ditetapkan Tersangka

Baca juga: NEWS VIDEO, Jenazah Petani di Kebun Kereng Bangkirai Palangkaraya, Kapolsek Sebut Ada Riwayat Stroke

Baca juga: Rumah Kontrakan Digeledah 6 Paket Sabu 25 Gram Disita, Residivis Narkoba Karang Bintang Dibekuk

"Awalnya itu saya berpikir apakah mereka mau untuk saya ajak belajar, tujuannya membaca tulis baca hitung. Kami kan suster takutnya dianggap Kristenisasi, tapi itu tantangannya," ujar Maria Fatima, selasa (21/2/2023).

Memakai ruangan sederhana dekat sampah dan tempat pengelolaan lumpur tinja di area TPA, mereka mengajarkan anak-anak dengan sabar.

Pasalnya, fokus anak-anak sudah terbagi, tidak hanya belajar, mereka juga bekerja mengumpulkan pundi-pundi uang dari sampah dan berharap uluran tangan setiap orang yang datang ke tempatnya.

"Anak-anak itu tak hanya belajar saja, mereka juga memilah sampah dan menjual. Kadang ada mobil tentara datang mereka langsung pergi lalu kembali lagi ke kita," kata Maria Fatima.

Buku-buku bekas dan sumbangan meja belajar dari berbagai dermawan Maria Fatima gunakan untuk mendukung pengajarannya tersebut, dibagi dua kelas, yaitu TK bersama SD dan SMP.

"Mereka saya tanya, anak-anak tidak bisa mengikuti pembelajaran online karena tidak ada handphone tidak punya pulsa data. Mereka mengaku sulit belajar," ujarnya.

Kendati demikian, agaknya betul kata pepatah mengejar pendidikan hingga ke negeri China, hal yang sama dilakukan anak-anak itu, tak peduli kondisi yang membelenggu, namun memiliki semangat untuk mengejar ilmu.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya, Jayani mengakui, adanya penurunan kemampuan belajar anak akibat efek dari diterapkannya pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19. Bahkan, di beberapa sekolah masih ditemukan peserta didik yang belum bisa membaca. 

"Kemampuan dasar anak-anak saat ini, bisa dikatakan sangat jauh dari sebelum pandemi Covid-19. Ada penurunan kemampuan siswa terutama masalah literasi, numerik, dan numerasinya. Itu kita sadari, makanya ada istilah learning loss," katanya. 

Kepala Dinas Pendidikan, Kota Palangkaraya, Jayani mengakui adanya learning loss atau pembelajaran yang hilang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved