Berita Palangkaraya

BPBD Palangkaraya Usulkan Pendirian Posko, Warga Terdampak Banjir Mulai Keluhan Sakit

Badan penanggulangan bencana daerah atau BPBD usulkan dirikan posko, warga terdampak banjir mulai keluhkan sakit dampak terjadinya banjir Palangkaraya

Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
BPBD Palangkaraya untuk Tribunkalteng.com
Warga Kota Palangkaraya yang terdampak banjir menggunakan kelotok saat beraktivitas karena debit air kian tinggi. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Badan penanggulangan bencana daerah atau BPBD usulkan dirikan posko, warga terdampak banjir mulai keluhkan sakit dampak terjadinya banjir Palangkaraya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya merilis update data banjir, tercatat debit air kian meningkat.

Disebutkan, per harinya debit air bertambah 30 cm hingga 60 cm, membuat akses jalan terendam banjir akibat luapan sungai-sungai di Kota Cantik yang tak mampu menampung air kiriman dari wilayah hulu.

Pihaknya pun mengusulkan mendirikan posko banjir di Kelurahan yang terdampak, melihat beberapa warga yang rumahnya terdampak mulai mengelukan sakit akibat genangan air tersebut.

Baca juga: Pendaftaran Calon Anggota KPU Kalteng 2023-2028 Dibuka, Hasil Akhir 5 Orang Ditentukan KPU RI

Baca juga: NEWS VIDEO, Sering Telat ke Sekolah Karena Banjir di Palangkaraya, Amel Berangkat Lebih Pagi

"Usul penangangan banjir tersebut agar,didirikan posko banjir di setiap Kelurahan yang terdampak," kata Kepala BPBD Palangkaraya, Emi Abriyani, Jumat (10/2/2023).

Di jalan Pelatuk, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, masyarakat mesti menggunakan kelotok untuk berkativitas, karena ketinggian air di akses jalan sudah mencapai dada orang dewasa.

Di jalan Anoi ketinggian air mencapai nyaris selutut orang dewasa, beberapa penghuni rumah memilih untuk meninggalkan rumahnya karena memiliki anak balita, tak mau mengambil resiko yang mengancam keselamatan.

Warga terdampak banjir, Fitria mengeluhkan dampak genangan air yang sudah mulai masuk ke kamar dan dapur, terkadang kulit gatal dan pusing.

"Sudah masuk ke kamar depan dan dapur airnya. Kalau keluhan sakit, mungkin kulit gatal-gatal dan pusing," ujarnya.

Menurutnya, diperlukan Pemerintah mendata warga yang terdampak banjir secara terperinci, untuk mengupayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Sementara itu, Kelurahan yang terdampak diantaranya, Palangka, Bukit Tunggal, Marang, Petuk Katimpun, Bereng Bengkel, Langkai, Tanjung Pinang, Kalampangan, Kameloh Baru, Danau Tundai, Baturung, Tumbang Tahai dan Pahandut Seberang.

Daerah yang terdampak paling parah yaitu Kelurahan Bukit Tunggal, sedikitnya 516 jiwa terdampak, disertai rumah dan fasilitas umum.

Selanjutnya Kelurahan Palangka, fasilitas umum gereja, sekolah mushola, diantaranya di jalan Anoi, Mandawai Induk, Pelatuk dan Arut.

Sementara itu pemantauan tinggi muka air debit DAS Kahayan 80 cm, Rungan 60 cm, sementara Sabangau nihil.

Dikatakan Emi Abriyani, saat ini petugas gabungan turun ke lokasi banjir, dari TRC BPBD, Kecamatan, TNI atau Babinsa, Polri atau Bhabinkantibmas, Kelurahan dan relawan.

Sarana dan prasarana penunjang kebencanaam, kendaraan roda 4 dan roda 2, dapur umum, tenda, perahu dolpin, perahu kecil, life jaket dan HT disiagakan. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved