Berita Kalteng
Ancaman Resesi 2023, BPS Kalteng Perkirakan Hanya Berpengaruh Pada Perdagangan Internasional
Warning terjadi resesi 2023 akan berdampak terjadi pemutusan hubungan kerja secara massal secara global membuat was-was para pekarja.
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA- Perkiraan banyak pihak akan terjadi resesi 2023 akan berdampak terjadi pemutusan hubungan kerja massal secara global membuat was-was para pekarja.
Demikian juga di Kalimantan Tengah, ada sebagian pekerja yang merasa cemas terkait ancaman pemutusan hubungan kerja dampak resesi 2023 yang diperkirakan terjadi di dunia bila terjadi resesi tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Eko Marsoro memberikan komentarnya terkait kecemasan warga tersebut.
Eko Marsoro, mengatakan, ancaman resesi dunia terkait perkiraan akan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja tersebut hanya berpengaruh terjadi pada sektor perdagangan internasional saja.
Baca juga: Pria Pontianak Meninggal Tak Wajar Saat Rumah Kosong, Ditemukan Terlentang di Depan Pintu WC
Baca juga: Mantan Kades Gadung Tapin Ditangkap, Diduga Selewengkan Dana Desa Hingga Ratusan Juta
Baca juga: Bahas Misi Dagang Dua Provinsi, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa Berkunjung ke Kalteng
Baca juga: Tersangka Kasus Pembunuhan di Sumenep Ditangkap Tim Gabungan di Kintap Tanahlaut Kalsel
“Saya melihat untuk Kalteng, pertumbuhan ekonomi saat ini hingga triwulan III secara komulatif masih diatas rata-rata nasional yakni 7,13 persen, sedangkan nasional Cuma sekitar 5 persen,” ungkapnya, Selasa (13/12/2022).
Artinya sebut dia, laju ekonomi Kalteng jauh lebih cepat dibanding nasional, tentunya diharapkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Kalteng yang baik, semoga ancaman pengaruh global tersebut tidak dengan cepat mempengaruhi Kalteng.
Dia memberikan solusi terkait ancaman global tersebut, yakni dengan menguatkan pada sektor-sektor yang tidak terkait pada perdagangan internasional.
Harapannya, ketergantungan pada faktor luar atau perdagangan internasional bisa dieliminir atau dikurangi.
Saat ditanyakan sektor yang paling rawan terpengaruh jika terjadinya resesi dunia tersebut, Eko Marsoro mengatakan, terutama sektor yang orientasinya ekspor.
“Ini terutama seperti batubara, crude palm oil (CPO) atau perkebunan kelapa sawit. Ini akan terasa saat permintaan dari luar negeri berkurang, sehingga ekspor akan tertahan,” terangnya.
Apalagi sebutnya, apabila harga ekspor batubara atau CPO jadi turun sehingga juga akan menyebabkan ekspor tertahan.
“Ini memang agak labil, terutama ketika faktor global yang mempengaruhinya, atau sedang mengalami gejolak,” ujarnya.
Saat ditanya terkait Kalteng yang selama ini mengandalkan sektor ekspor pertambangan seperti batubara dan minyak CPO yang menjadi andalan.
Baca juga: BPS Kalteng Gelar Workshop Wartawan, Pertajam Penulisan Data Statistik Agar Mudah Dipahami
Baca juga: BPS Kalteng Sosialisasikan Pendataan Registrasi Sosial Ekonomi di Kalteng Agar Bantuan Tepat Sasaran
Eko Marsoro mengungkapkan, hingga saat ini, ekspor pertambangan dan perkebunan khususya CPO masih berjalan baik, bahkan ada peningkatan.
“Sebenarnya pengaruh global yang paling dirasakan selama ini adalah dari kenaikan harga energi, terutama minyak jadi bukan batubaranya,” ujarnya lagi.