Berita Kesehatan
Penyakit Peyronie Bikin Senjata Laki-Laki Jadi Pendek dan Fungsi Berkurang, Cek Gejala dan Penyebab
Bahkan, ada bahaya lain bila terserang penyakit peyronie ini, yakni senjata laki-laki penderitanya mengalami pengurangan fungsi
TRIBUNKALTENG.COM - Kaum laki-laki perlu mengetahui ini, penyakit peyronie yang dapat membuat "senjata" lebih pendek ukurannya.
Bahkan, ada bahaya lain bila terserang penyakit peyronie ini, yakni senjata laki-laki penderitanya mengalami pengurangan fungsi.
Apa itu penyakit peyronie?
Secara umum penyakit peyronie merupakan gangguan kesehatan organ reproduksi pria khususnya alat kelamin atau penis.
Baca juga: Penting Bagi Laki-laki, Ancaman Smegma pada Alat Kelamin Berujung Kanker dan Penyakit Menular
Baca juga: Penyebab dan Gejala Empty Sella Syndrome yang Dialami Ruben Onsu, Penyakit Langka Serang Otak
Baca juga: Gejala dan Pencegahan Diabetes Anak yang Dialami Aktor Cilik Matthew White Sebelum Meninggal
Penderita penyakit ini akan merasakan ketidaknyamanan, termasuk susah mendapat kepuasan seksual.
Repotnya lagi, kondisi itu tentu akan menyebabkan seorang laki-laki menjadi tidak percaya diri bahkan depresi.
Mengutip Kompas.com, penyakit peyronie dikarenakan cedera berulang kali di bagian alat kelamin.
Gejalanya bisa saja mendadak atau bertahap.
Dilansir dari Mayo Clinic, inilah gejala-gejala umum terkena penyakit peyronie
1. Jaringan parut: disebut juga sebagai plak berupa benjolan datar atau jaringan keras.
Keberadaan jaringan parut ini dapat dirasakan di bawah kulit penis.
2. Penis bengkok atau melengkung:
Alat kelamin pria dapat bengkok ke salah satu sisi, bisa juga melengkung ke atas atau bawah.
3. Gangguan ereksi:
Alat kelamin menjadi susah ereksi atau mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi).
Bahkan ada yang merasa kesakitan saat ereksi.
4. Memperpendek penis:
Ukuran penis atau alat kelamin laki-laki menjadi lebih pendek dari ukuran sebelumnya.
5. Nyeri penis:
Rasa nyeri ini bisa muncul kapan saja dalam kondisi apapun.
6. Kelainan penis:
Kondisi ini termasuk penyempitan di area batang penis.
7. Nyeri saat berhubungan seksual.
Perlu digarisbawahi, nyeri saat ereksi biasanya membaik dalam satu hingga dua tahun setelah seorang pria menerima pengobatan.
Namun, jaringan parut, ukuran penis yang memendek, dan bengkok seringkali tetap ada meski sudah dilakukan perawatan.
Selain disebabkan karena cedera penis, ada sejumlah faktor risiko yang dapat memicu penyakit peyronie, antara lain:
1. Faktor usia, pria lansia di atas 50 tahun berisiko mengidap peyronie.
2. Faktor genetik dari keluarga
3. Riwayat operasi bedah atau terapi radiasi untuk mengobati kanker prostat
4. Penyakit lain seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol.
5. Kebiasaan merokok
6. Penyalahgunaan alkohol
7. Uretritis non-gonore: penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri selain gonorea, contohnya Chlamydia trachomatis.
8. Melakukan hubungan seks berisiko contohnya BDSM.
9. Memulai penetrasi sebelum penis benar-benar ereksi. (*)