Kotim Habaring Hurung
Ketinggian Banjir di Desa Hanjalipan Kotim Lebih dari 2 Meter, 50 Warga Mengungsi ke Bukit
Ketinggian air, banjir yang melanda Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, hingga Minggu (23/10/2022) terus meningkat.
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT- Kondisi ketinggian air, banjir yang melanda Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, hingga Minggu (23/10/2022) terus meningkat.
Informasi terkini menyebutkan kondisi ketinggian air yang merendam Desa Hanjalipan sudah melebih dua meter sehingga ratusan rumah yang berada di Kawasan bantaran sungai terendam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur menyebutkan, hingga saat ini sekitar 50 jiwa warga Desa Hanjalipan yang rumahnya terendam, memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di Kawasan perbukitan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel, mengatakan, ada belasan kepala keluarga warga Desa Hanjalipan yang rumahnya terendam banjir cukup parah.
Baca juga: Banjir Parah Desa Hanjalipan, Bupati Kotim H Halikinnor Perintahkan Bangun Dapur Umum
Baca juga: Pangkalan, Agen dan Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Nakal Ditindak, Polda Kalteng Perketat Pengawasan
Baca juga: Tekan Inflasi Kalteng 2022, Polda Kalteng Optimalkan Satgas Pangan Awasi Distribusi BBM Bersubsidi
Baca juga: 74 Casis Bintara Polri di Polresta Palangkaraya Ikuti Tes Urine, Memastikan Tidak Gunakan Narkoba
Sehingga lanjutnya, mereka memilih sementara mengungsi di sejumlah pondok yang dibangun di Kawasan perbukitan yang ada di desa tersebut.
“Untuk Desa Hanjalipan memang yang paling parah untuk daerah banjir di Kotim, karena lokasinya rendah dan banjir kiriman dari daerah hulu,” terangnya.
Lebih lanjut Mantan Kepala Damkar Kotim ini mengungkapkan, untuk lokasi lainnya seperti di Kecamatan Mentaya Hulu kondisi debit air sudah mencapai 80 centimeter turun 10 centimeter.
“Itu artinya debit air mengalami penunan sehingga nantinya air itu akan bergeser ke Desa Hanjalipan yang ada di bagian hilir, tentunya ini akan menambah tinggi debit air di Hanjalipan,” ungkapnya.
Daerah lain yang juga masih terendam adalah Desa Manjalin dan Desa Kabuau juga masih terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Dia mengungkapkan, kecamatan yang terendam banjir di Kotim seluruhnya jumlahnya mencapai 7 kecamatan dan 36 desa.
Namun saat ini untuk wilayah hulu Sungai Mentaya debit air mulai mengalami penurunan, namun saat ini banjir yang tinggi begeser ke daerah hilir Sungai Metaya.
Saat ditanya terkait status banjir di Kotim, Rihel mengungkapkan, saat ini status banjir Kotim masih tanggap darurat bencana untuk perpanjangan kali ketiga.
“Jika daerah kotim masih ada yang terendam banjir tentunya status tanggap darurat banjir akan Kembali diperpanjang hingga nantinya tidak adalagi daerah kotim yang terendam banjir saatnya nanti akan di cabut statusnya,” ujarnya lagi.

Terkait pembangunan dapur umum, Rihel membenarkan, saat ini pihaknya sudah mendirikan dapur umum di Desa Hanjalipan yang saat ini mengalami banjir paling parah.
“Kami mendirikan dapur umum, karena lokasi banjir di Desa Hanjalipan sudah ada warga yang mengungsi sehingga, sudah bisa dibangun dapur umum dan tenda darurat,” ujarnya lagi. (*)