Bawa Panah dan Sajam, Massa Jaga Rumah Gubernur Papua, 1.800 Polisi Siap Jemput Lukas Enembe
Ratusan orang yang di antaranya membawa senjata tajam (sajam) dan panah menjaga rumah Gubernur Papua, Lukas Enembe
Lagi-lagi Lukas Enembe tidak datang.
Sementara perwakilan keluarga, Elvis Tabuni mengatakan Lukas Enembe tidak akan keluar dari rumah.
Termasuk menjalani perawatan di Jakarta.
Sebelumnya, KPK mempersilakan Lukas Enembe berobat ke Singapura.
Namun, Gubernur Papua dua periode itu harus lebih dulu menjalani proses pemeriksaan medis oleh KPK.
Tawaran yang diberikan oleh lembaga antirasuah itu pun ditolak pihak keluarga besar Lukas Enembe dengan alasan keselamatan.
Sebab, menurut Elvis Tabuni, Lukas Enembe menyampaikan adanya percobaan pembunuhan yang dialaminya sejak 2017 silam.
"Bapak (Lukas Enembe) sudah sampaikan bahwa diskriminasi ini dilakukan dari tahun 2017 sampai dengan hari ini. Negara mau membunuh saya," tegasnya.
Selain itu, Elvis Tabuni juga menyampaikan, pihak keluarga sangat kecewa atas penetapan sebagai tersangka.
Pasalnya, keluarga Lukas Enembe menilai, penetapan status tersangka tersebut cenderung kriminalisasi dan sarat muatan politis.
Padahal, seharusnya, Lukas Enembe diberikan penghargaan atss jasa dan pengabdiannya selama ini kepada negara.
"Selama 20 tahun pengabdian terhadap bangsa NKRI, mestinya harus diberi penghargaan yang terbaik, kami keluarga kecewa," tandasnya.
Siapkan 1.800 polisi
Di Jakarta, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan sudah menyiapkan 1.800 polisi di Papua yang mem-back up KPK.
"Terkait dengan kasus Lukas Enembe. Kami telah menyiapkan 1.800 personel di Papua. Dan kami siap untuk mem-back up apabila memang KPK meminta," kata dia, Jumat (30/9/2022).
Kapolri menegaskan pihaknya mendukung penuh usaha pemberantasan korupsi.
"Tentunya kami juga mendukung penuh pemberantasan korupsi," ucapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Rumah Lukas Enembe Dijaga Ketat Ratusan Massa, Jalan Diblokade Pakai Ekskavator,