Siapa Abdul Qadir Hasan Baraja? Pemimpin Khilafatul Muslimin Pernah Disel Kasus Bom Candi Borobudur
Selasa (7/6/2022), Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja dtangkap polisi di Bandar Lampung, Lampung
TRIBUNKALTENG.COM, LAMPUNG - Siapa Abdul Qadir Hasan Baraja? Profil pemimpin Khilafatul Muslimin yang pernah terlibat kasus pengeboman Candi Borobudur.
Selasa (7/6/2022), Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja dtangkap polisi di Bandar Lampung, Lampung.
Abdul Qadir Hasan Baraja 'dijemput' polisi terkait kasus konvoi menyerukan khilafah.
Berdasar rekam jejaknya, Abdul Qadir Hasan Baraja pernah dipenjara dua kali dalam kasus terorisme.
Baca juga: Diduga Teroris, Dokter Ini Tewas Ditembak Densus 88, Apa Kata Pengamat? Keluarga Bantah Antisosial
Baca juga: Terduga Teroris Kalteng Sudah Latihan Militer untuk Aksi Teror Akhir Tahun, Polisi: Admin Grup JAD
Baca juga: Detik-detik Penangkapan Terduga Teroris di Palangkaraya, 4 Polisi Bersenjata Berjaga di Depan Kamar
Ia pernah dipenjara selama tiga tahun setelah ditangkap pada tahun 1979 terkait kasus Teror Warman.
Kemudian pada tahun 1985 terkait aksi pengeboman di Jawa Timur dan Candi Borobudur, Magelang, Jateng.
Pria kelahiran Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), 10 Agustus 1944 itu ditahan selama 13 tahun.
Tak hanya kasus terorisme, Abdul Qadir Hasan Baraja juga pernah ditahan oleh Polda Lampung atas kasus pelanggaran protokol kesehatan pada tahun 2021 lalu.
Ia ditangkap di rumahnya yang satu kompleks dengan kantor pusat Khilafatul Muslimin di Teluk Betung Sukaraja, Bandar Lampung.
Abdul Qadir Hasan Baraja mendirikan organisasi keagamaanyang mengusung ideologi khilafah yakni Khilafatul Muslimin pada 1997 silam.
Nama Abdul Qadir Hasan Baraja menjadi sorotan setelah adanya aksi konvoi pengendara motor yang mengatasnamakan Khilafatul Muslimin.
Konvoi dilakukan di beberapa daerah seperti Jakarta hingga Brebes, Jawa Tengah.
Konvoi diiringi dengan aksi membagi-bagikan selebaran terkait kebangkitan Khilafatul Muslimin.
Konvoi tersebut pun mendapat kecaman dari berbagai pihak.