Ini Harus Dilakukan kepada Anak-anak untuk Menangkal Hepatitis Akut Misterius, Diduga Terkait Covid

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman membenarkan dugaan keterkaitan Covid-19 dengan hepatitis akut misterius

Editor: Dwi Sudarlan
Istimewa via Wartakota
Ilustrasi virus yang diduga mengaitkan antara Covid-19 dan hepatitis akut misterius yang kini menyerang banyak anak di dunia. 

Long Covid adalah gejala sakit berkepanjangan yang diderita penyintas Covid-19, meski sudah dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes.

Hingga kini belum ada yang bisa memastikan penyebab pasti kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak di sejumlah negara.

Ilustrasi seorang anak terkena penyakit hepatitis akut misterius yang sedang menyerang anak-anak di penjuru dunia.
Ilustrasi seorang anak terkena penyakit hepatitis akut misterius yang sedang menyerang anak-anak di penjuru dunia. (Istimewa via Tribunnews/Metro.co.uk)

Tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut misterius, meninggal.

Peristiwa ini terjadi dalam kurun waktu yang berbeda, dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Menurut Dicky Budiman, kasus hepatitis akut pada anak ini sebetulnya sudah terdeteksi sejak awal tahun ini.

Ada dugaan penyakit ini terkait varian baru Covid-19 yang belum terdeteksi.

Karena secara umum, Covid-19 memang menyerang hampir semua organ.

Dia ditularkan melalui udara, menginfeksi saluran nafas.

Tapi pada gilirannya merupakan penyebab penyakit sistemik yang menyerang hampir semua organ, dan lever menjadi salah satunya.

"Bahwa ada gangguan di otak, jantung, paru jelas. Itu sudah jelas. Sekarang yang memberikan pesan kuat khususnya pada anak adalah adanya gangguan di lever," papar Dicky.

Kenapa pada anak? Karena, kata Dicky Budiman, anak terhitung telat mendapatkan vaksin Covid-19.

Program vaksin baru didapatkan belakangan, dan itu pun di atas usia 6 tahun.

"Itu pun masih belum banyak yang mendapat dua dosis, apalagi bicara booster."

"Nah, ketika hadir satu varian yang lebih cepat menginfeksi seperi Omicron dan turunannya, mereka menjadi korban," ulasnya.

Apa lagi pada sebagian anak-anak yang secara imunitas rendah atau status gizi buruk dan memiliki komorbid yang serius.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved