Diduga Teroris, Dokter Ini Tewas Ditembak Densus 88, Apa Kata Pengamat? Keluarga Bantah Antisosial

Seorang dokter tewas ditembak oleh personel Densus 88 Antiteror Polri, berikut penjelasan pengamat

Editor: Dwi Sudarlan
Kolase Tribun Solo
Ilustrasi pasukan Densus 88 Antiteror Polri dan rumah sekaligus tempat praktik dokter terduga teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah. 

Sementara anggota keluarga dokter S, membantah kerabatnya itu antisosial.

Endro Sudarsono, juru bicara keluarga, mengatakan, S justru adalah sosok yang kerap berbakti kepada masyarakat. 

"Dia dokter yang sering ikut kegiatan sosial, bakti sosial, pengobatan gratis, tanggap bencana," ujar Endro. 

"Dan selama ini warga yang kami ketahui juga dia dokter yang sifatnya sosial," tambahnya. 

Endro juga menjelaskan bahwa S selama hidupnya menjalankan profesi dokter dengan taat. 

Selain mengemban amanah di berbagai klinik, almarhum juga membuka klinik di kediamannya.

"Dia dokter umum, praktek disini (di rumah). Setahu saya (juga tugas) di beberapa klinik," kata Endro.

Penangkapan terduga teroris yang kemudian tewas ditembak Densus 88 Antiteror di Kabupaten Sukoharjo menghebohkan publik.

Bagaimana tidak, ternyata sosok terduga S (54) merupakan dokter aktif yang membuka praktik di rumahnya di kawasan Gayam, Kecamatan Sukoharjo.

Pengamat Terorisme, Dr Amir Mahmud mengungkapkan hal mengejutkan, jika jaringan terorisme sudah masif masuk ke seluruh lini kehidupan.

"Mulai dari dokter, bidang pendidikan, ormas bahkan parpol sudah disusupi atau dimasuki oleh teroris ini," ungkap dia.

Menurutnya, kawasan Solo Raya ini merupakan daerah yang 'subur' bagi jaringan terorisme, karena tak perlu alat komunikasi, antar jaringan teroris ini bisa saling terhubung.

"Ibaratnya berjalan dengan sepeda motor saja sudah bisa sampai di tempat jaringan teroris dan bisa melakukan koordinasi," jelasnya.

Adapun penangkapan terduga teroris yang kemudian tewas, menurutnya sudah sesuai standar operasional prosedur dan UU.

Tindakan tegas terukur itu dilakukan setelah terduga teroris itu melakukan perlawanan yang dapat membahayakan petugas atau masyarakat.

"Kalau tidak melakukan perlawanan tentunya petugas juga tidak akan melakukan tindakan penembakan itu," tegas Amir Mahmud.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Dokter Sukoharjo Diciduk Densus 88, Pengamat Terorisme : Di Pendidikan, Ormas hingga Parpol Disusupi

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved