Muktamar NU
1.959 Nahdliyin Peserta Resmi Muktamar NU Mulai Besok, Simak Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama
Sebanyak 1.959 nahdliyin yang menjadi muktamirin di Muktamar NU itu berasal dari seluruh wilayah di Indonesia hingga luar negeri
Problem keagamanan global tersebut adalah pada saat Dinasti Saud di Arab Saudi ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW.
Maksud keinginan mereka adalah makam Nabi Muhammad SAW menjadi tujuan ziarah seluruh Muslim di dunia yang dianggap bid’ah.
Kemudian, Raja Saud juga ingin menerapkan kebijakan untuk menolak praktik bermazhab di wilayah kekuasaannya.
Raja Wahid hanya ingin menerapkan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan.
Lalu, rencana tersebut dibawa ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar ‘Alam Islami) di Makkah.
Menurut ulama pesantren, sentimen anti-mazhab cenderung dianggap puritan yang memberangus tradisi dan budaya yang berkembang di dunia Islam.
Hal tersebut berakibat menjadi ancaman bagi kemajuan peradaban Islam.
Setelah itu, KH Wahab Chasbullah mendirikan Centraal Comite Al-Islam (CCI) pada tahun 1921.
Pada tahun 1925, Centraal Comite Al-Islam (CCI) bertansformasi menjadi Centraal Comite Chilafat (CCC).
Kemudian, pada 21-27 Agustus 1925, CCC menyelenggarakan Kongres Al-Islam keempat di Yogyakarta.
KH Wahab dalam kongres tersebut menyampaikan bahwa akan diselenggrakannya Mukmtamar Dunia Islam.
Lalu, KH Wahab mengusulkan "Delegasi CCC yang akan dikirim ke Muktamar Islam di Makkah harus mendesak Raja Ibnu Sa’ud untuk melindungi kebebasan bermazhab. Sistem bermazhab yang selama ini berjalan di tanah Hijaz harus tetap dipertahankan dan diberikan kebebasan”.
Sementara itu, para tokoh CCC adalah W. Wondoamiseno, KH Mas Mansur, dan H.O.S Tjokroamonoto, juga Ahmad Soorkatti.
KH Wahab melakukan pendekatan kepada para tokoh tersebut
Kemudian, risalah tersebut berusaha disampaikan kepada Raja Ibnu Sa'ud dan berakhir dengan kekecewaan.