Berita Palangkaraya
22 November Dimulai, Penerapan PTM Terbatas SMP dan SD di Palangkaraya Diberlakukan Bertahap
PTM terbatas SMP dan SD digelar secara bertahap yang dilaksanakan 22 November 2021 mendatang. hal itu diungkapkan Kabid SMP Disdik Palangkaraya Aswani
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Penerapan Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas tingkat SMP dan SD akan dilakukan bertahap, pelaksanaannya dimulai 22 November 2021 ini.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Fauliansyah melalui Kabid SMP Aswani, sebelum penerapan PTM terbatas tersebut.
Sekolah-sekolah sudah lebih dahulu melakukan simulasi PTM terbatas yang dimulai sejak 1 November untuk tahap I dan 8 November tahap II.
“Tidak serentak digelar, dilakukan secara bertahap dulu dan saat ini masih berlangsung simulasi dari sekolah-sekolah,” ujarnya kepada Tribunkalteng.com, Rabu (10/11/2021).
Ungkap Aswani, sejauh pelaksanaan simulasi PTM terbatas yang dilakukan pihak sekolah, masih belum menemukan kendala apapun di lapangan.
“Mudah-mudahan saja dengan melandainya dan kasus terkonfirmasi sedikit PTM terbatas bisa dilaksanakan dengan baik,” ucapnya.
Jelas Aswani, untuk jumlah SD yang ada sebanyak 120 sekolah, sedangkan SMP ada 48 sekolah.
Baca juga: PTM Terbatas Tingkat SMP, SD dan TK di Palangkaraya Dilaksanakan 22 November, Ini Syaratnya
Baca juga: Legislator Palangkaraya Ini Setuju PTM Terbatas Dibuka Bertahap
Baca juga: Tak Bawa Surat Persetujuan Orang Tua, Lima Siswa SMK Al-Ishlah Palangkaraya Sempat Tak Ikut PTM
Dari keseluruhan sekolah tersebut pihak sekolah harus mengantongi surat persetujuan orang tua. MoU dari puskesmas, dan satgas Covid-19 kecamatan.
“Setelah itu maka nantinya akan disurvei apakah sudah memenuhi persyaratan protokol kesehatan atau belum,” bebernya.
Pihaknyapun akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah dan terkait lainnya dalam hal penerapan PTM terbatas ini.
Sampai kemungkinan apabila terjadinya kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di satu sekolah.
“Maka dengan otomatis sekolah tersebut akan ditutup segera, agar tidak menjadi klaster sekolah,” pungkas Aswani. (*)