Kerajinan Rotan
Meski Pandemi Covid-19, Kerajinan Rotan Jawet Niang Tetap Berinovasi dan Berkarya
Kerajinan rotan Jawet Niang salah satu pengrajin di Kota Palangkaraya memproduksi berbagai jenis fasin dan dekorasi rumah bermofitkan khas Dayak
Penulis: Nor Aina | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKATENG.COM, PALANGKARAYA – Kerajinan rotan bagi masyarakat Kalimantan Tengah adalah usaha dilakukan turun-temurun.
Berbagai macam hasil kerajinan anyaman yang diolah bahan rotan oleh Suku Dayak.
Sebagai tempat untuk membawa kebutuhan dapur ketika pergi berladang atau ke hutan.
Mempertahankan dan melastarikan budaya Dayak tersebut. Niang adalah putri Dayak yang sampai saat ini bertahan menggeluti tradisi ini.
Niang menceritakan, dirinya sudah mahir menganyam rotan sejak duduk di sekolah dasar.
Baca juga: Dongkrak Sektor Kerajinan Rotan Pengrajin di Kapuas, Ini Upaya Disdagperinkop
Baca juga: Batik Benang Bintik Paramita Kaya Warna dan Motif Modern
Usaha rotan merupakan pencaharian utama bagi keluarganya. Sehingga terinspirasi menjalankan usaha dari anyaman rotan ini.
Saat ini usaha Niang berada di Jalan RTA Milono Km 08 Nomer 48, Kereng Indah Permai, Palangkaraya.
Kerajinan rotan diberi nama Jawet Niang atau Anyaman Niang.
Hasil anyaman rotannya pun mengikuti tren seiring dengan perkembangan zaman sekarang.
"Dahulunya, hanya memproduksi model original rotan, namun sekarang memproduksi model kombinasi yaitu rotan dengan kulit sintetis atau kulit asli." ucap pengrajin rotan, Niang, Tribunkalteng.com, Kamis (30/9/2021).
Dijelaskan wanita asal Kapuas ini, Jawet Niang memproduksi berbagai macam jenis seperti fasion dan dekorasi rumah.
Jenis fasion rotan seperti tas pria, tas wanita, sepatu, dompet pria, dan dompet wanita.
Baca juga: Hasil Jualan Batik Benang Bintik Kalteng, Paramita Mampu Memberangkatkan Orang tua Berhaji
Sedangkan jenis dekorasi rumah berbahan rotan itu seperti, tempat tisu, taplak meja, sarung bantal sofa, figura, dan keranjang.
Berbagai motif produksi Niang dinamakan Kodok Berenang, Bajakah Kalalawit, Matahari, Bajang Belanga, dan lain-lain.
“Motif anyaman rotan dibuat sendiri dan dimiliki turun-temurun keluarga Niang,” ucap Niang.
Pandemi Covid-19 yang terjadi diseluruh dunia tak terkecuali di Kota Palangkarayapun, berdampak kesemua sektor termasuk usahanya.

Niang mengaku, pada awal pandemi Covid-19, hampir tidak ada pelanggan datang ke galerinya Jawet Niang.
Namun dirinya tak lantas putus asa, namun tetap berinovasi dan berkarya.
Baca juga: Bercirikan Motif Khas Kalteng, Jembatan Kahayan Ikon Kota Kebanggaan Warga Palangkaraya
Baca juga: Susul Arema FC & Persib, Klub Liga 2 Persis Solo Produksi Jersey Sendiri, Siapkan Motif Batik
Saat itu masker menjadi barang langka dan sangat sulit dicari, Niang membuat membuat masker rotan dengan bahan kombinasi kain.
“Hasilnya produk masker yang dibuat mendapat sambutan pasar dan terjual ribuan buah masker. Cukup dengan harga masker Rp35.000 per buah,” terang wanita kelahiran 28 Agustus 1978 ini.
Selain masker, Niang juga membuat karya anyaman modern yang mengikuti zaman sekarang.
Dirinyapun bersyukur, berkat adanya media online semua teratasi meski tidak banyak terjual seperti sebelum pandemi.
"Dari hasil itu, saya mampu menutupi kekurangan penjualan dari produk lain dan memolong usaha ini untuk bertahan," tandas Niang. (*)