Batik Kalteng
Hasil Jualan Batik Benang Bintik Kalteng, Paramita Mampu Memberangkatkan Orang tua Berhaji
Batik Benang Bintik khas Kalimantan Tengah Paramita bisa menjadi referensi untuk mencari batik khas Kalteng bagi masyarakat dan luar Kalteng
Penulis: Nor Aina | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKATENG.COM, PALANGKARAYA – Rumah Produksi Batik Benang Bintik khas Kalimantan Tengah Paramita, adalah salah satu rumah produksi yang bertahan hingga saat ini.
Batik Benang Bintik Paramita terletak di Jalan Badak Ujung, gang Kakap, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tidak hanya memproduksi kain batik, juga menjual hasil dari pengolahan produk mereka sendiri.
Usaha ini ini dirintis oleh pasangan suami istri Anang dan Paramita seja 2009 lalu.
Toko batik ini menjual berbagai jenis kain batik, serta berbagai motif seperti Batang Garing, Kantung Semar, Talawang, Burung Tingang, dan Mandau.
Baca juga: Bercirikan Motif Khas Kalteng, Jembatan Kahayan Ikon Kota Kebanggaan Warga Palangkaraya
Baca juga: Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak Kalimantan, Simbol Persaudaraan dan Tanggung Jawab
“Jenis kain berbahan katun dari jepang, premis, dan rayon bahan baku batik kami,” ujarnya Paramita kepada Tribunkalteng.com, Rabu (29/9/2021).
Paramita mengatakan, bahan baku batik benang bintik khas Kalimantan Tengah mereka didatangkan khusus dari Jawa.
“Hanya saja produksinya masih di Palangkaraya,” ucapnya.
Menurut Paramita, sejak awal produksi dan penjualan batik di 2009 hingga 2010 per bulannya berkisar Rp15 juta dengan pendapatan bersih berkisarRp 4 juta.
Angka penghasilan penjualan batik benang bintik Kalimantan Tengah ini terus meningkat sampai 2019. Dengan penghasilan per bulan mencapai sekitar Rp50 juta.
Namun adanya pandemi Covid-19 diawal tahun 2020 lalu hingga saat ini, penghasilan penjualan batik benang bintik Kalimantan Tengah merekapun mengalami penurunan.
“Pemasukan mencapai kisaran Rp 40 juta per bulan dengan pendapatan bersih Rp 10 juta,” terang Paramita.
Selain pemasukan penghasilan penjualan batik di toko mereka, pemasukan penghasilan bertambah ketika mengikuti even-even besar di Kalteng.

Seperti pameran Expo Kalteng tahun 2010, pemasukan lebih dari Rp 30 juta kala itu.
Kerja keras merekapun sebanding hasil yang didapatkan dan membanggakan orang tua dan keluarga besarnya.
Dari hasil tabungan yang disisih dari penghasilan penjualan batik benang bintik. Mereka bisa memberangkatkan orang tua berhaji ke tanah suci.
Memiliki rumah, mempekerjakan 10 karyawan dan pengrajin batik 10 orang, mampu membiayai pendidikan anak dan membiayai adiknya.
"Hasil dari pendapatan sebagian saya sisihkan untuk ditabung," ucapnya.
Baca juga: KaltengPedia : Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak Khas Kalimantan, Ini Maknanya

Paramita mengungkapkan, harga batik benang bintik khas Kalimantan Tengah ini bervariasi menyesuaikan jenis kain dan motifnya.
Seperti kain katun jepang mulai dari harga Rp 210.000 per dua meter, kain premis dari harga Rp 350.000 per dua meter, dan kain rayon yang hanya berbentuk selendang seharga mulai dari Rp 85.000 per pcs.
"Untuk setiap harinya memang tidak selalu mendapatkan banyak, tergantung pada jumlah pesanan. Biasanya perbulan pesanan mencapai 300 meter, juga biasanya mencapai 500 meter sampai 1.000 meter,” jelasnya.
Tambahnya, selain penjualan langsung datang ke toko, tetapi juga bisa melewati Facebook dan chat Whatsapp 0852-4923-3139 Benang Bintik Paramita sebagai media pemesanan batik.
“Saya berharap penjualan kami tetap maju, tetap dikenal orang, dan rencana saya akan membuat toko dan museum batik lagi," tandas. (*)