Tahun Baru Islam 1443 H
Amalan 10 Muharram, Selain Puasa Asyura, Rasulullah Menganjurkan Menyantuni Anak Yatim
Amalan 10 Muharram, selain Puasa Asyura, Rasulullah menganjurkan menyantuni anak yatim
TRIBUNKALTENG.COM - Amalan 10 Muharram, selain menjalankan Puasa Asyura, sobat muslim dianjurkan Rasulullah untuk menyantuni anak yatim.
Berdasarkan kalender masehi, 10 Muharram 2021 bertepatan Kamis 19 Agustus 2021.
Menyantuni anak yatim memang bisa dilakukan setiap saat, tetapi bila dilakukan sebagai Amalan 10 Muharram, pahalanya akan lebih besar.
Mengapa ada Amalan 10 Muharram? Karena 10 Muharram bisa dikatakan sebagai hari rayanya anak yatim.
Masih suasana Tahun Baru Islam 2021, masih ada amalan lain yang dianjurkan dan merupakan hari rayanya anak yatim.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk menyantuni anak yatim-piatu setiap 10 Muharram.
Baca juga: Besok Tahun Baru Islam 1443 H, Berikut Tata Cara Puasa Asyura dan Puasa Tasua di Bulan Muharram
Baca juga: Malam 1 Suro yang Sakral dan Mistis Jelang Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1443 H
Baca juga: Libur Tahun Baru Islam 1443 H Digeser ke Rabu 11 Agustus 2021, Cuti Bersama Natal Ditiadakan
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (10 Muharram).
Di mana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.
Dalam kitab Faidul Qadir disebutkan, menjamu anak yatim dan keluarganya pada tanggal 10 Muharram merupakan sunnah Nabi SAW. dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh.
Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan baragsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.
Dari hadits ini lah tak ada salahnya bahkan sangat dianjurkan diamalkan, karena berkaitan dengan kebajikan-kebajikan (fadla’ilul a’mal).
Mengenai maksud “mengusap kepala anak yatim” dalam hadits di atas, sebagian ulama mengartikannya sebagai makna hakiki (mengusap kepala dengan tangan), dan sebagian lainnya mengartikan sebagai makna kinayah (kiasan). Ibnu Hajar al-Haitami menyatakan:
والمراد من المسح في الحديث الثاني حقيقته كما بينه آخر الحديث وهو (من مسح رأس يتيم لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة تمر عليها يده عشر حسنات ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده كنت أنا وهو في الجنة كهاتين وقرن بين أصبعيه) . وخص الرأس بذلك لأن في المسح عليه تعظيما لصاحبه وشفقة عليه ومحبة له وجبرا لخاطره، وهذه كلها مع اليتيم تقتضي هذا الثوب الجزيل….