Kabar Palangkaraya
Udara Kota Palangkaraya Tercemar Asap, Kualitas Udara Tidak Sehat
Dia mengatakan, jika kondisi kebakaran lahan tidak bisa ditanggulangi bisa saja nantinya posisi status ISPU naik kembali menjadi berbahaya.
Penulis: Fathurahman | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Kabut asap dampak Kebakaran lahan dan hutan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah khususnya Sampit dan Kota Palangkaraya Jumat (6/9/2019) makin memburuk. Jarak pandang semakin pendek, dampak menebalnya kabut asap.
Kepala Laboratorium Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya, Bowo, mengatakan, berdasarkan pemantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Palangkaraya , Kamis (5/9/2019), udara Palangkaraya dalam keadaan tidak sehat.
Menurut dia, bahkan sebulan yang lalu, status ISPU malah sempat dalam kondisi berbahaya, sehingga saat itu sekolah diliburkan, setelah beberapa minggu kemudian Kalteng sempat diguyur hujan lebat hingga beberapa hari mengakibatkan lahan gambut yang terbakar menjadi basah dan kebakaran lahan padam kabut asap sempat menhilang.
"Dalam beberapa hari ini kabut asap muncul lagi setelah lama tidak turun hujan, sehingga pantauan ISPU sejak kemarin, kabut asap dampak kebakaran lahan kembali membuat udara Palangkaraya kembali tercemar sehingga status ISPU tidak sehat," ujarnya.
• Polda Kalteng Tetapkan 42 Orang Jadi Tersangka Pembakar Lahan
• Kabut Asap dari Kebakaran Lahan Kembali Parah, Penderita ISPA Meningkat
• Kontroversi Disertasi Hubungan Badan Sebelum Nikah, Ini Wawancara Eksklusif dengan Abdul Aziz
Dia mengatakan, jika kondisi kebakaran lahan tidak bisa ditanggulangi bisa saja nantinya posisi status ISPU naik kembali menjadi berbahaya.
"Kita berharap agar kebakaran lahan bisa segera dicegah, karena kondisi udara akan semakin buruk jika kebakaran lahan tidak bisa diatasi," ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya, Supriyanto, mengatakan, kabut asap yang mencemari Palangkaraya bukan handa dari kebakaran di Palangkaraya saja tetapi ditambah asap bawaan angin dari kabupaten sekitar Palangkaraya.
Kondisi buruk juga terjadi di Sampit, kabut asap di Sampit juga tebal ditambah bau asap dampak kebarakan lahan yang menyesakkan dada, sehingg sangat menyuksa warga ketika menghirup kabut asap. "Jadi tersiksa tinggal di Kalimantan hampir setiap tahun selalu kebakaran lahan dan berasap" ujar Nurhikmah salah satu warga di Sampit. (Tribunkalteng.com / faturahman)