HUT Kemerdekaan
Dibaca Sebelum Proklamasi Kemerdekaan, Ini Pidato Bung Karno pada 17 Agustus Versi Lengkapnya
Padahal sebelum kemerdekaan itu diproklamirkan, Presiden Soekarno didampingi Mohammad Hatta, ketika itu juga membacakan pidato pengantarnya.
TRIBUNKALTENG.COM - Pada 17 Agustus 1945, Bung Karno di hadapan rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Selama ini, kita seringkali hanya mendengar teks promlamasi dibacakan. Padahal sebelum kemerdekaan itu diproklamirkan, Presiden Soekarno didampingi Mohammad Hatta, ketika itu juga membacakan pidato pengantarnya.
Teks proklamasi itu dibacakan tepatnya pada pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta Pusat oleh Soekarno yang didampingi Mohammad Hatta.
Dalam pidatonya itu, Bung Karno terlebih dahulu menyampaikan bagaimana gambaran keputusan proklamasi kemerdekaan ini diambil.
• Download Lagu MP3 Senorita, Download Lagu Senorita Shawn Mendes, Download Lagu Senorita Via Vallen
• Kumpulan Ucapan Menyambut HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia, Ini Kutipan Soekarno yang Terkenal
• Pak Polisi Sampai Nangis, Bayi 14 Bulan Itu Peluk Jenazah Ayah yang Sudah Tiga Hari Meninggal
• Akan Ada Simulasi CAT Jelang Rekrutmen CPNS 2019, Kuota Terbatas dan Syaratnya Mudah
Berikut naskah Pidato 17 Agustus Bung Karno versi lengkap sesaat sebelum proklamasi kemerdekaan :
Saudara-saudara sekalian !
Saya telah minta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang, untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun !
Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.
Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti.
Di dalam jaman Jepang ini , tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri.
Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya.
Maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia, dari seluruh Indonesia.
Permusyawaratan itu se-ia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan ita.