Kurs Dollar Hari Ini

Kurs Dolar Hari Ini Tembus Rp 15.023 Versi Google, Sujiwo Tejo : Malah Bagus Jadi Membumi

Kurs Dolar Hari Ini Tembus Rp 15.023 Versi Mesin Pencarian Google, Sujiwo Tejo : Malah Bagus Jadi Membumi

Editor: Royan Naimi
tribunnews.com
Sujiwo Tejo 

TRIBUNKALTENG.COM - Kurs Dolar AS Hari Ini Tembus Rp 15.023 Versi Mesin Pencarian Google, Sujiwo Tejo : Malah Bagus Jadi Membumi.

Sampai Rabu (4/9/2018) belum ada tanda-tanda kurs Dollar AS terhadap rupiah bakal membaik.

Hingga Rabu sore, rupiah hari ini masih melemah di angka 1 Dolar sama dengan Rp 15.023.

Baca: Tidak Hanya Rupiah Rontok dari Dollar AS, Berikut Sejumlah Mata Uang Asing yang Melemah

Itu merupakan nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS yang tertera pada mesin pencarian Google.

Ini merupakan nilai tukar rupiah level terendah sejak krisis 1998.

Rupiah tetap melemah, kendati penguatan dollar AS mereda sedikit ketimbang kemarin dibanding mata uang utama dunia.

Baca: Rupiah Terpuruk, Kondisi Ekonomi Indonesia 2018 Sama Seperti 1998?

Data perdagangan Reuters Selasa (4/9/2018), rupiah bergerak di level Rp 14.820 hingga Rp 14.940.

Dolar AS ditutup di level Rp 14.930 pada penutupan perdagangan hari tersebut ,atau tertekan 0,8% terhadap dolar AS sepanjang hari kemarin.

Kondisi melemahnya Rupiah ini tentu menjadi perhatian sejumlah pihak.

Baca: Guru TK Ditemukan Tewas, Sempat SMS: Mbak Jangan Telepon, Aku Sama Pacar Baruku

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla telah memberikan pernyataan terkait kondisi ini.

Seperti dikutip dari kompas.com Selasa (4/9/2018) Jusuf Kalla meminta masyarakat untuk membantu pemerintah mengurangi impor untuk mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Hal itu penting untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.

Baca: Penerimaan CPNS 2018, Ini Nilai Minimal yang Harus Dipenuhi oleh Setiap Peserta Seleksi

"Mungkin jumlahnya tidak besar tetapi perlu untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa suasana ini, suasana berhemat," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.

"Suasana kita tidak perlu impor barang mewah, enggak usah Ferrari, Lamborghini masuk, enggak usah mobil-mobil besar, yang mewah-mewah. Tak usah parfum-parfum mahal atau tas-tas Hermes," sambungnya.

Pemerintah, tutur Kalla, akan berupaya meningkatkan ekspor sumber daya alam dan coba menurunkan impor yang tidak perlu.

Baca: Tahun Baru Islam 1 Muharram, Niat Puasa Tasua dan Asyura serta Keutamaannya

Dikutip dari Tribun Solo, budayawan Sudjiwo Tedjo ikut menanggapi menguatnya kurs Dollar Amerika Serikat (AS) dan nilai tukar mata uang Rupiah yang semakin melemah.

Pada Selasa (5/9/2018), Sudjiwo Tedjo menuliskan cuitan di Twitter tentang hal tersebut.

Ia beranggapan melemahnya Rupiah sebagai hal bagus, berarti semakin membumi.

"Rupiah makin melemah itu bagus, krn lemah artinya bumi.. Rupiah makin membumi.. mengawang2 itu tak menyelesaikan masalah," tulisnya.

Baca: Noda Tinta di Pakaian Hilang dengan Salah Satu dari 7 Bahan Rumah Tangga Ini

Seperti diketahui, lemah dalam Bahasa Jawa berarti tanah.

Beberapa warganet pun menanggapi cuitan Sudjiwo Tedjo ini.

Nova Setyanto: Rupiah menembus level psikologis dan magis sehingga lambe (atau jempol?) semua orang tiba2 berubah menjadi lambenya (atau jempolnya?) pakar makroekonomi.

Erwin Syahroni: Yuk tokoh berpengaruh buat statement yg bagus tentang rupiah, bukan saatnya berpolitik, cintai negeri ini.

Heru Setiadi: Disini pemerintah diuji kinerjanya, dan disini munhkin cara tuhan menunjukan harus menggunakan all out domestic kekayaan alam rupiah.

Sudjiwo Tedjo juga sempat menanggapi cuitan tokoh Nahdlatul Ulama, Nadirsyah Hosen.

Baca: Ditinggal 41 Anggotanya Jadi Tahanan KPK, Cuma 1 Anggota DPRD Kota Malang yang Ngantor

Nadirsyah menuliskan cuitan soal pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengimbau untuk tidak membeli produk Ferrari dan Hermes.

"Setuju dg Pak JK. Mari kita hemat.

Saya sudah lama memutuskan utk tdk lagi membeli Ferrari dan tas Hermes.

Belum pernah soalnya.

Ntah dg Kang @maman1965 sehh," tulis Nadirsyah.

Begini tanggapan Sudjiwo Tedjo:

"Mungkin niat Pak JK itu bukan imbauan utk masyarakat tapi wabil khusus untuk super-masyarakat," tulisnya. (tribunstyle/tribunsolo/kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved