Pilpres 2019
Mengaku Sudah Telepon Prabowo, Luhut Pandjaitan Ungkap Isi Percakapannya
Meski begitu, Luhut mengaku sudah berbicara cukup panjang melalui sambungan telepon secara langsung.
TRIBUNKALTENG.COM, JAKARTA - Mendapat amanat dari Presiden Jokowi, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku belum sempat bertemu langsung dengan Prabowo Subianto.
Meski begitu, Luhut mengaku sudah berbicara cukup panjang melalui sambungan telepon secara langsung.
"Bicara baik-baik, ketawa-ketawa, ya kita janjian mau ketemu. Hari minggu kemarin tapi kemudian ada masalah teknis beliau agak sakit flu, kita reschedule. Nanti saya telepon lagi (atur jadwal), kami kan bisa telepon-teleponan," ujar Luhut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4).
• Erin Taulany Lapor ke Polisi, Mengaku Akun Instagram Miliknya Dihack Orang Tak Dikenal
• Viral Videonya Temui Deddy Corbuzier, Lucinta Luna Ditanya Soal Jakun, Itu Bisul
• Pria Ini Lakukan Masturbasi di Depan Atlet Berbikini di Pantai, Selanjutnya Ini yang Terjadi
Luhut menjelaskan, pembicaraan dengan Prabowo diwarnai dengan canda tawa dan sedikit bercerita masa lalu, sewaktu masih menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif.
Ia menilai, Prabowo merupakan orang baik dan memiliki pemikiran yang rasional dalam melihat suatu persoalan.
"Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya mau bilang ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu gak jelas basisnya. Karena pak Prabowo orang rasional juga," ujar Luhut.
"Bagaimana pun Pak Prabowo itu harus menjadi bagian sejarah Republik Indonesia, karena pak Prabowo itu seorang pemimpin juga. Beliau itu aset bangsa, beliau itu patriot, patriotisme enggak bisa dipungkiri. Kepedulian pada Republik ini enggak bisa dipungkiri," sambung Luhut.
Pengamat politik Universitas Pramadina, Hendri Satrio menilai, jika Jokowi dan Prabowo bisa bertemu langsung dapat menyejukan suasana. Jokowi disarankan untuk menemui langsung Prabowo Subianto.
"Sebaiknya langsung Jokowi saja yang ketemu. Jadi ngak ada noise atau salah-salah pesan komunikasi, kalau pakai utusan," ujar pendiri lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini.
"Jadi kalau langsung, jika nanti ada laporan-laporan kecurangan dari Prabowo, bisa langsung ditindaklanjuti pak Jokowi," jelasnya.
Karena itu, imbuh dia, sudah waktunya dua capres baik Jokowi dan Prabowo duduk bersama untuk membahas negeri ini pasca Pilpres 2019.
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyindir Jokowi yang mengirim Luhut sebagai utusan, bertemu dengan Prabowo Subianto.
"Memang Pak Luhut ini kelihatannya orang yang sangat dipercaya oleh Pak Jokowi dan orang yang kelihatannya menggerakkan pemerintahan itu, bahkan saya pernah mengatakan kepada Pak Luhut, Pak Luhut ini the real president. Jadi yang mau negosiasi Jokowi atau the real president?" sindir Fadli.
Menurut Fadli pertemuan tersebut tidak diperlukan. Fadli tidak tahu apa yang perlu dibicarakan antara Jokowi dan Prabowo.
Menurut dia, belum saatnya pertemuan itu dilakukan. Fadli mengatakan ini adalah saatnya berkonsentrasi untuk mengawal suara.
Sebab, kata dia, di media sosial banyak laporan mengenai dugaan kecurangan yang harus dijawab.