Sains
Teks Kuno Mesir Berusia 1.300 Tahun Diterjemahkan Setelah 37 Tahun, Ternyata Mantra Cinta
Teks kuno yang ditemukan pada 1981 tersebut telah membingungkan para peneliti sejak penemuannya.
TRIBUNKALTENG.COM, SYDNEY - Para peneliti melaporkan bahwa mereka telah berhasil membaca sebuah teks kuno misterius yang ditulis dalam bahasa Mesir.
Teks kuno yang ditemukan pada 1981 tersebut telah membingungkan para peneliti sejak penemuannya.
Selama ini, tidak ada yang bisa membaca teks yang ditemukan terselip di antara ratusan koleksi papirus di Macquarie University di Australia itu.
Hingga akhirnya dua peneliti dari Australia berhasil menerjemahkan teks yang diperkirakan berusia 1.300 tahun tersebut. Hasilnya ternyata diluar dugaan.
Baca: Alis Tebal Sudah Ada Sejak Yunani Kuno, Bukan Disulam atau Ditulis, Tapi Ditempeli Kulit Tikus!
Baca: Pendaftaran CPNS 2018 Sampai 10 Oktober 2018, Begini Cara Daftar di Link Sscn.bkn.go.id
Baca: Tiba di Pulangpisau, Kirab Satu Negeri Disambut Meriah
Teks kuno tersebut bukanlah sekedar teks biasa melainkan teks mantra yang mungkin merupakan buku panduan penyihir.
Peneliti yang berhasil membaca teks kuno itu adalah Dr Malcolm Choat, direktur Pusat Penelitian Kebudayaan Kuno Macquarie University dan Lain Gardner, profesor agama di University of Sydney.
Mereka menemukan, teks tersebut berisi instruksi ritual dan 27 mantra yang dimaksudkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit atau untuk membawa kesuksesan dalam cinta dan bisnis.
Bahasa yang digunakan dalam teks tersebut adalah bahasa Mesir yang disebut Koptik.

Bahasa ini menunjukkan jika teks tersebut kemungkinan berasal dari Mesir Hulu, mungkin dekat Hermopolis, sebuah kota kuno yang terletak di dekat Sungai Nil. Bukan hanya itu saja yang menarik.
Teks tersebut juga dilengkapi dengan gambar yang cukup mencolok.

"Fitur yang paling mencolok dari papirus itu adalah citra atau gambarnya," tulis Korshi Dosoo, dosen di University of Strasbourg di Perancis yang menerbitkan terjemahan teks tersebut dalam Journal of Coptic Studies dikutip dari Live Science, Senin (24/09/2018).
Dalam teks terdapat gambar 2 mahluk bersayap mirip burung. Pada sisi kiri mahluk tersebut tampak menusukkan paruhnya ke mahluk yang ada di sebelah kanannya.
Mahluk di sebelah kanan memiliki dua telinga atau tanduk, dan kedua mahluk memiliki bulu atau sisik di bagian depan tubuh mereka. Sementara lengan salah satu individu direntangkan mengelilingi burung di sebelahnya.
Kedua mahluk itu juga terhubung satu sama lain dengan sesuatu yang terlihat seperti rantai, ikatan atau penis.
Perbedaan kecil antara dua mahluk itu mungkin merupakan upaya untuk menunjukkan diferensiasi seks.