Kisah Inspiratif
Baru Nanam Sudah Panen, Inilah Kisah Khalifah Umar dan Petani Kurma
Jika suatu pekerjaan dilakukan dengan ikhlas, apalagi untuk kepentingan orang lain dan bukan hanya menguntungkan diri sendiri,
TRIBUNKALTENG.COM - Ikhlas dalam bekerja memang seharusnya sudah menjadi pegangan hidup pada diri seseorang, karena jika suatu pekerjaan dilakukan dengan ikhlas, maka hasilnya pun akan terlihat dengan cepat.
Jika suatu pekerjaan dilakukan dengan ikhlas, apalagi untuk kepentingan orang lain dan bukan hanya menguntungkan diri sendiri, maka hasil yang didapat akan sangat besar, karena Allah yang membalasnya.
Seperti seorang guru yang telah mengajarkan ilmunya kepada murid-muridnya dengan tulus dan ikhlas, karena ilmunya tersebut tetap bisa dinikmati secara turun temurun hingga saat ini walaupun ia sudah meninggal dunia.
Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan tulus untuk orang lain maka Allah SWT yang akan membalasnya dengan memberikan rezeki dan pahala yang melimpah.
Baca: Taki Takazawa, Mantan Gangster Yakuza yang Kini Jadi Imam di Jepang, Begini Kisahnya
Seperti kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan seorang pria tua penanam pohon kurma ini.
Suatu ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz berkeliling kota sambil menaiki kuda, beliau meninjau ibu kota untuk mengetahui secara langsung kondisi rakyatnya.
Di kejauhan sang khalifah melihat seorang yang sangat tua sedang menanam pohon kurma dengan asyiknya.
Dengan perlahan sang khalifah mendekati orang tua tersebut, setelah turun dari kudanya, khalifah Umar bin Abdul Aziz turun dari kudanya dan mengucap salam kepada si orang tua dan bertanya,” Assalamu’alaikum sedang apa engkau wahai Pak tua?”
Pak tua pun menjawab dengan ramah salam dari khalifah,” Wa’alaikum salam Tuan.
Saya sedang menanam pohon kurma tuan.”
Baca: Dipercaya Miliki Kekuatan Supranatural, Ini 5 Manfaat Besi Kuning yang Konon Bikin Jadi Incaran
Khalifah kembali bertanya,” Engkau kan sudah tua, buat apa menanam pohon kurma?
Bukankah pohon kurma baru akan berbuah setelah menunggu bertahun-tahun lamanya?
Apakah engkau masih hidup saat panen buah korma dari pohon yang engkau tanam?”
