PLN UIP3B Kalimantan

Kolaborasi PLN dan Kementerian Imipas di Lapas Nusakambangan, Warga Binaan Makin Berdaya dengan FABA

Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini mampu menggerakkan roda perekonomian dengan keterampilan baru. 

Editor: Haryanto
Kolaborasi PLN dan Kementerian Imipas di Lapas Nusakambangan, Warga Binaan Makin Berdaya dengan FABA - workshop_PLN.jpg
ISTIMEWA/PLN
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto (kiri), Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi (ketiga dari kiri) dan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kiri) menyaksikan proses pengolahan FABA menjadi paving block oleh warga binaan di workshop FABA Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Selasa (9/9/2025).
Kolaborasi PLN dan Kementerian Imipas di Lapas Nusakambangan, Warga Binaan Makin Berdaya dengan FABA - wokshop_PLN_batako.jpg
ISTIMEWA/PLN
OLAH BATAKO - Ilustrasi warga binaan sedang melakukan pengolahan FABA menjadi batako. Melalui mesin press berkapasitas tinggi, proses ini mampu menghasilkan hingga 1 juta batako setiap tahun.
Kolaborasi PLN dan Kementerian Imipas di Lapas Nusakambangan, Warga Binaan Makin Berdaya dengan FABA - paving-block_PLN.jpg
ISTIMEWA/PLN
PAVING BLOCK - Produk paving block hasil olahan FABA yang memiliki nilai guna tinggi. Dapat dimanfaatkan sebagai material untuk mendukung pembangunan infrastruktur hijau.

TRIBUNKALTENG.COM, NUSAKAMBANGAN - Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini mampu menggerakkan roda perekonomian dengan keterampilan baru. 

Melalui pengelolaan abu sisa pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala berupa Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), warga binaan mampu menghasilkan produk konstruksi bernilai ekonomi. 

FABA yang sebelumnya dipandang sebagai limbah tanpa nilai kini berubah menjadi sumber penghidupan baru. 

Melalui workshop FABA yang memanfaatkan lahan tidur di Pulau Nusakambangan, warga binaan dibekali keterampilan mengolah limbah menjadi produk seperti batako, paving block, roaster, hingga buis beton. 

Kolaborasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero) tersebut menjadi bagian dari transformasi lembaga pemasyarakatan, dari citra “penjara menakutkan” menjadi pusat pemberdayaan yang memberi bekal nyata untuk membangun kehidupan produktif pascapembinaan.

Baca juga: Launching Home Charging Service Ultima, Inovasi Baru PT PLN Bagi Pengguna Kendaraan Listrik

Salah seorang warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, Kevin Ruben Rafael, menyampaikan rasa syukur atas hadirnya workshop pengelolaan FABA dari PLN.

"Ini sangat membantu kami sebagai warga binaan, karena menambah ilmu pengetahuan. Nanti, ketika kami keluar, ilmu ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kami di masyarakat," ujar Kevin.

Hal senada diungkapkan warga binaan Lapas Nirbaya Nusakambangan, Listianto, yang merasakan langsung manfaat program ini.

“Alhamdulillah, sekarang saya bisa mengikuti program ini. Saya ingin mandiri, saya ingin kembali ke masyarakat dengan menjadi yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Menteri Imipas, Agus Andrianto, menyampaikan apresiasi atas kontribusi PLN dalam program pelatihan yang berfokus pada pemberdayaan warga binaan.

“Program ini merupakan model pelatihan kerja yang sedang kami galakkan untuk mempersiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat,” ujarnya saat meninjau Workshop Pengelolaan FABA di Lapas Nusakambangan, Selasa (9/9).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa pemanfaatan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi dapat menciptakan peluang ekonomi sirkuler sekaligus menghadirkan solusi nyata bagi lingkungan.

“Kami bangga, warga binaan Lapas Nusakambangan berhasil memanfaatkan limbah menjadi komoditas produktif. Kegiatan ini juga menciptakan lapangan kerja, memberi dampak positif bagi masyarakat, serta menghasilkan produk berkualitas dengan harga kompetitif,” ujar Darmawan.

Saat ini, workshop FABA di Nusakambangan dilengkapi dua unit mesin yang mampu memproduksi hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako setiap tahun. 

Jika kapasitas ini berjalan optimal dan produk mulai dipasarkan, workshop berpotensi menghasilkan omzet hingga Rp5,4 miliar per tahun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved