Sholat gerhana matahari terdiri dari dua rakaat yang dilakukan secara berjamaah, dengan doa-doa tertentu yang dibaca pada setiap rakaatnya.
Sholat ini dilakukan pada waktu terjadinya gerhana, yaitu ketika Matahari benar-benar tertutup oleh Bulan, biasanya dalam waktu yang cukup singkat.
Pada saat gerhana matahari, umat Islam dianjurkan untuk segera melaksanakan sholat gerhana sebagai bentuk pengakuan atas keagungan dan kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan fenomena alam yang luar biasa tersebut.
Dilansir dari UM Metro berikut ialah Tata cara pelaksanaan sholat Gerhana
Untuk memudahkan dalam memahami, tata cara pelaksanaan sholatt gerhana akan dijelaskan dalam bentuk urutan sebagai berikut
• Niat: Cukup menyengaja dalam hati, tidak harus dilafalkan.
• Takbiratul ihram
• Membaca doa iftitah: doa iftitah yang dibaca bebas, bisa memilih yang pendek, pertengahan maupun yang panjang asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih.
Doa iftitah dibaca pelan
• Membaca Ta’awudz: Ta’awudz juga dibaca dengan pelan
• Membaca surat Al-Fatihah: Surat Al-Fatihah dibaca dengan keras
• Membaca surat: Jika mampu membaca surat Al-Baqoroh atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama.
Jika tidak mampu surat Al-Baqoroh, maka bebas memilih surat yang lain, baik yang panjang maupun yang pendek.
• Ruku: Ruku dilakukan dengan lama, kira-kira selama orang membaca 100 ayat.
Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih
• I’tidal: Pada saat ini, bacaan Tasmi Dilafalkan
• Membaca Al-Fatihah kedua: Selesai membaca Tasmi’ tangan disedekapkan lagi lalu membaca Al-Fatihah untuk yang kedua kali. Inilah yang membedakan dengan Shalat-Shalat biasa.
Jika pada Shalat biasa setelah I’tidal langsung Sujud, maka pada Shalat gerhana setelah I’tidal berdiri lagi untuk membaca.
• Membaca surat: Jika mampu membaca surat Ali Imran atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama.
Jika tidak mampu surat Ali Imran, maka bebas memilih surat yang lain baik yang panjang maupun yang pendek.
• Ruku: Ruku dilakukan dengan lama, tetapi lebih pendek sedikit daripada Rukuk yang pertama.
Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih
• I’tidal: Pada saat ini, bacaan Tasmi Dilafalkan
• Sujud: Setelah I’tidal dan membaca Tasmi, Sujud langsung dilakukan.
Sujud juga diusahakan lama.
Sujud dilakukan dua kali yang disela-selai duduk diantara dua Sujud sebagaimana Shalat biasa
• Berdiri dari Sujud untuk melakukan Rokaat yang kedua.
• Pada Rokaat yang kedua ini yang dilakukan sama persis dengan Rokaat yang pertama, hanya saja durasi waktunya lebih pendek.
• Al-Fatihah dan surat dibaca, lalu Rukuk, lalu I’tidal lalu membaca lagi Al-Fatihah dan surat lalu Rukuk lalu Itidal.
• Sebagaimana dalam Rokaat pertama dilakukan dua kali berdiri dan dua kali Rukuk, maka pada Rokaat yang kedua ini juga dilakukan dua kali berdiri dan dua kali Rukuk.
• Sujud. Setelah I’tidal, maka gerakan dilanjutkan dengan Sujud dua kali yang disela-selai duduk diantara dua Sujud.
Sujud pada Rokaat yang kedua ini juga lama, tetapi lebih pendek daripada Sujud pada Rokaat pertama
• Salam. (*)