"Mereka menggunakan sajadah yang dibawa dari kamar sel untuk menutup kawat setrum," ujar Kismanto Eko.
Usai melewati kawat setrum dengan cara melompat mereka kemudian berjalan ke seberang mendekati tembok pelapis pertama.
Dari tembok inilah Prihartono naik ke pundak Pancareno untuk menuju balkon.
Begitu sudah di balkon, Prihartono menurunkan sarung yang sudah dianyam untuk dijadikan alat bagi narapidana lain menjangkau balkon.
Setelah itu, dengan kedua tangannya Prihartono mengangkat kawat berduri yang melilit di bawah balkon.
Begitu ada celah terbuka, mereka secara perlahan merayap melewati kawat berduri lalu melompat ke pasir di samping kantor Lapas Palangkaraya.
Setelah mendaratkan kaki, mereka kabur lari melalui samping perumahan dinas Lapas ke arah Taman Makam Pahlawan, melewati Jalan Garuda ke arah Jalan Rajawali.
Di sinilah, kabarnya, Abdurrahman memisahkan diri. (*)