Berita Kotim Kalteng

BMKG Deteksi 6 Hotspot di Kotim Kalteng Selama 24 Jam, Hujan Ringan Tak Cukup Atasi Risiko Karhutla

BMKG Kotim deteksi 6 hotspot terjadi dalam waktu 27 jam berada di 2 kecamatan berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Damkar Kotim untuk Tribunkalteng.com
PEMADAMAN - Relawan Damkar Kotim saat melakukan pendinginan di bekas kebakaran, Jumat (1/8/2025) kemarin. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali meningkat masuk musim kemarau di wilayah tersebut. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Asan Sampit, Sabtu (2/8/2025), merilis adanya temuan enam titik panas (hotspot) dalam kurun waktu 24 jam terakhir.

Berdasarkan hasil pemantauan satelit cuaca, seluruh hotspot tersebut tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Telawang (Kelurahan Sebabi) dan Kecamatan Mentaya Hulu (Kelurahan Tangar). 

Seluruh titik panas itu berada pada tingkat kepercayaan menengah, dengan kisaran 30 hingga 79 persen.

"Hotspot yang terdeteksi ini memiliki tingkat kepercayaan sedang. Warga diimbau lebih waspada karena kondisi ini rawan memicu kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah yang vegetasinya mulai mengering," kata Kepala Stasiun BMKG H Asan Sampit Mulyono Leo Nardo, Sabtu (2/8/2025).

Kepala BMKG menegaskan, meski secara umum sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah, termasuk Kotim, masih berada dalam kategori aman dan tidak mudah terbakar.

Namun, beberapa titik di lapangan tetap menunjukkan potensi kerawanan tinggi terhadap kebakaran.

Menariknya, dalam 24 jam ke depan, wilayah Kotim diprediksi akan diguyur hujan ringan. 

Hujan diperkirakan mulai turun sejak Sabtu, 2 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB hingga Minggu, 3 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB. 

Kendati begitu, intensitas curah hujan ini dinilai belum mampu memberikan dampak signifikan dalam menekan potensi karhutla.

"Curah hujan yang diperkirakan turun masih tergolong ringan dan belum cukup untuk mengatasi kekeringan vegetasi secara merata," bebernya. 

"Risiko kebakaran masih tetap ada, khususnya di area yang kerap terbakar tiap musim kemarau," lanjutnya. 

Selain memperbarui informasi mengenai karhutla, BMKG juga merilis prakiraan potensi banjir periode dasarian (sepuluh hari pertama) Agustus 2025. 

Untuk rentang waktu 1 hingga 10 Agustus, sebagian besar wilayah Kotim diprediksi aman dari banjir.

Sementara itu, pada pertengahan bulan, yakni tanggal 11 hingga 20 Agustus 2025, beberapa wilayah di Kalimantan Tengah bagian utara diprediksi mengalami potensi banjir rendah. 

Namun demikian, untuk Kotim, belum ada indikasi serius terhadap ancaman banjir.

BMKG juga mencatat, berdasarkan citra satelit Himawari-8 pada pukul 07.00 WIB, tidak terpantau adanya pertumbuhan awan konvektif yang signifikan di wilayah Kotim. 

Hal ini menandakan peluang hujan lebat dalam waktu dekat masih sangat kecil.

Dengan kondisi cuaca yang cenderung kering dan tidak adanya hujan lebat yang merata, BMKG meminta masyarakat tetap waspada. 

Terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan karhutla seperti Telawang dan Mentaya Hulu.

Pihak BMKG kembali mengingatkan agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar. 

"Bila menemukan adanya tanda-tanda kebakaran atau asap mencurigakan, warga diimbau segera melapor kepada pihak berwenang untuk tindakan lebih lanjut," tandasnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved