DPRD Kalteng
DPRD Kalteng Ingatkan Risiko Pemborosan jika Proyek Sapi Perah Tak Siapkan Struktur Hilirisasi
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalteng Bambang Irawan mengingatkan, agar proyek tidak berhenti pada aspek peternakan termasuk struktur hilirisasi
Penulis: Muhammad Iqbal Zulkarnain | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Pembangunan pusat industri sapi perah berskala besar di Kalteng tengah disiapkan, namun di balik rencana itu, muncul kekhawatiran soal kesiapan hilirisasi.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalteng Bambang Irawan mengingatkan, agar proyek tidak berhenti pada aspek peternakan semata tanpa memastikan kelanjutan pengolahan hasil produksinya.
Menurut Bambang, tanpa kehadiran fasilitas pengolahan lanjutan seperti unit sterilisasi susu maupun pabrik penghasil produk turunan, upaya pembangunan ini berpotensi terhambat.
Ia mengingatkan pentingnya menyiapkan struktur hilirisasi agar hasil produksi tidak berhenti di tingkat bahan mentah.
“Yang terpenting adalah memastikan arah dan produk akhirnya. Untuk sampai ke titik itu, dibutuhkan hilirisasi. Jangan sampai fasilitas penunjang hilirnya justru belum tersedia,” ujarnya.
Ia menilai Kalteng memiliki potensi besar untuk mendukung proyek ini, baik dari sisi sumber daya maupun kesiapan lahan.
Namun, tanpa perencanaan menyeluruh yang mencakup proses pascaproduksi, proyek bisa berujung pada pemborosan.
“Program ini pada dasarnya baik, tapi kalau hanya membangun peternakan lalu tidak tahu harus diapakan hasilnya, justru bisa mubazir. Saya khawatir program sebagus ini malah jadi sia-sia,” ungkapnya.
Dalam rapat koordinasi bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng, dijelaskan, proyek ini akan didukung oleh investor True Happiness Group.
Rencana tersebut mencakup pengembangan peternakan di atas lahan seluas 300 ribu hektare, termasuk pembangunan pabrik susu UHT dan pabrik susu bubuk.
Meski begitu, Bambang menegaskan, agar proyek tidak hanya mengedepankan skala besar, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan dari sisi hulu hingga hilir.
Ia memberi perumpamaan, jangan sampai daerah hanya berperan dalam penyediaan bahan baku seperti pengirim kayu gelondongan saja, tanpa menikmati nilai tambahnya.
“Jangan sampai kita hanya kirim bahan mentah, seperti hanya ngirim kayu log. Harus ada nilai tambah dari hasil produksi di daerah,” kata Bambang.
Ia menutup pernyataannya dengan harapan agar program ini dapat benar-benar memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal.
Dengan sistem hilirisasi yang terencana, industri ini diyakini dapat meningkatkan nilai produksi, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
Koalisi Hak Atas Pangan dan Gizi Kalteng Serahkan Laporan Pelanggaran ke DPRD Provinsi |
![]() |
---|
Hasil Reses DPRD Kalteng, Junaidi: Kondisinya Tidak Baik-baik Saja, Masyarakat Perlu Lapangan Kerja |
![]() |
---|
DPRD Kalteng Ingatkan PT BAP Patuhi Putusan Mahkamah Agung |
![]() |
---|
Anggota DPRD Kalteng Sebut Kebijakan Pengawasan Tambang Jangan Sampai Jadi Penghambat Investasi |
![]() |
---|
Ketua Komisi II DPRD Kalteng Bantah Raperda MBL Berhubungan dengan Kasus Tambang Zirkon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.