Ribuan Umat Katolik Padati Katedral Palangka Raya Kalteng Ikut Misa Rabu Abu, Pesan Romo Subandi

Ribuan umat Katolik Gereja Katedral Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) menghadiri perayaan ekaristi kudus, misa Rabu Abu

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Haryanto
Ribuan Umat Katolik Padati Katedral Palangka Raya Kalteng Ikut Misa Rabu Abu, Pesan Romo Subandi - ibadah-Misa-Rabu-Abu.jpg
Tangkapan Layar CCTV Gereja Katedral Palangka Raya
MISA - CCTV Gereja Katedral Palangka Raya yang memperlihatkan ribuan umat Katolik yang sedang menjalankan ibadah Misa Rabu Abu, Rabu (05/03/2025).
Ribuan Umat Katolik Padati Katedral Palangka Raya Kalteng Ikut Misa Rabu Abu, Pesan Romo Subandi - Misa-Rabu-Abu-di-Katedral-Palangka-Raya-yang-dipenuhi-oleh-ribuan-umat-Katolik.jpg
Misa Rabu Abu di Katedral Palangka Raya yang dipenuhi oleh ribuan umat Katolik
MISA - Suasana Misa Rabu Abu di Katedral Palangka Raya yang dipenuhi oleh ribuan umat Katolik, Rabu (5/3/2025).

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Ribuan umat Katolik Gereja Katedral Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) menghadiri perayaan ekaristi kudus, misa Rabu Abu, pada Rabu (5/3/2025) malam WIB. 

Hari Rabu Abu jatuh 40 hari sebelum Paskah dan menjadi momen penting bagi umat Katolik untuk merenungkan perjalanan spiritual menuju perayaan kebangkitan Yesus Kristus.

Pada hari ini, abu yang berasal dari pembakaran daun palma, Minggu Palma tahun sebelumnya. 

Pada saat Misa Rabu Abu, Romo atau prodiakon akan membubuhkan abu ke dahi umat Katolik dengan bentuk salib.  

Baca juga: Misa Kamis Putih di Katedral Santa Maria Palangkaraya Berjalan Hikmat, Maknai Sengsara Yesus Kristus

Abu yang diterapkan pada dahi umat Katolik pada Rabu Abu memiliki makna yang mendalam. 

Pemberian abu di dahi sebagai tanda pertobatan dan mengakui bahwa manusia itu rapuh.

"Kisah-kisah di Kitab Suci menunjukkan abu sebagai lambang pertobatan dan penyesalan," kata Romo Subandi saat memimpin Misa.

Romo Subandi dalam khotbahnya mengungkapkan, Rabu Abu setiap umat menerima Abu di kepala atau kening, menunjukkan sebuah ketaatan sungguh kembali ke jalan benar seperti dikehendaki Tuhan. 

Sebab sebagai insan berdosa berasal dari debu tanah dan akan kembali ke tanah. 

"Menerima Abu tanda bahwa kita berasal dari debu tanah," ungkapnya. 

Ia mengungkapkan hari Rabu Abu bagi umat Katholik pertanda dimulainya masa Pra Paskah. 

Sebuah periode penting dalam Kalender liturgi Gereja umat menjalani masa tobat berpantang dan berpuasa sebagai persiapan merayakan Paskah. 

Ia mengungkapkan masa puasa dan pantang datang dengan tiga dimensi spriritual doa, penebusan dosa dan derma. 

Romo menyebut hari ini ketika sekalian umat memulai masa puasa dan pantang dengan Rabu Abu diingatkan akan beberapa kebenaran mendasar. 

"Yang pertama diingatkan akan kematian kita dan itulah sebabnya Abu ditandai di kepala atau di dahi kita," pesannya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved