Imlek 2025

Ahli Gizi di Palangka Raya Ingatkan Bahaya Konsumsi Makanan Manis Berlebihan saat Imlek

Ahli Gizi di Palangka Raya, Adisty Cynthia mengatakan, mengonsumsi makanan manis hanya dalam satu momen seperti Imlek, agar tidak berlebih dimakan

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Dok Tribunkalteng.com
KUE KHAS IMLEK - Jenis Kue Keranjang yang dijual di Rumah Makan Singkawang Kota Palangkaraya. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan makanan manis, mulai dari kue keranjang, dodol, hingga permen warna-warni. Namun, semua makanan manis itu bisa berdampak negatif pada kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak. 

Mengonsumsi makanan manis berlebihan bisa meningkatkan berat badan hingga menyebabkan obesitas. Selain itu, makanan manis juga meningkatkan risiko diabetes. 

Ahli Gizi di Palangka Raya, Adisty Cynthia mengatakan, mengonsumsi makanan manis hanya dalam satu momen seperti Imlek, tidak akan langsung berpengaruh pada kesehatan. 

"Kalau makanan manis itu dikonsumsi dalam waktu panjang baru bisa mempengaruhi kesehatan, karena sifatnya gula adalah sumber energi dan kalori hanya saja miskin nutrisi," kata Adisty, Rabu (29/1/2025). 

Meski begitu, mengonsumsi makanan manis berlebihan saat Imlek juga tidak baik untuk kesehatan, terutama pada orang yang memiliki penyakit bawaan seperti obesitas, diabetes dan penyakit jantung serta kolesterol. 

Adisty mengingatkan, orang-orang yang memiliki penyakit-penyakit tersebut tidak boleh mengonsumi makanan manis berlebihan, sekalipun hanya pada momen Imlek. 

Lalu, makanan yang disajikan saat Imlek juga berpotensi mengandung manisan, yang berdampak buruk terutama bagi anak-anak. 

Adisty menjelaskan, mengonsumsi mengandung gula tanpa pemanis buatan saja perlu dibatasi. Anak-anak usia dua tahun ke bawah tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan manis. 

"Untuk anak-anak di atas dua tahun itu cuman boleh enam sendok teh saja per hari," kata dia. 

Anak-anak cenderung lebih mudah memupuk penyakit sejak dini seperti karies gigi. Selain itu, anak-anak yang kurang aktivitas fisik juga meningkatkan risiko obesitas, apabila berlebihan mengonsumsi gula. 

"Kalau anak-anak sudah gemuk seiring bertambahnya usia akan tetap gemuk, dan itu akan mempengaruhi kepercayaan dirinya," ucap Adisty. 

Perayaan Tahun Baru Imlek memang kurang lengkap rasanya jika tanpa makanan manis. Akan tetapi mengonsumsinya tetap harus dibatasi agar mengurangi risiko obesitas, diabetes dan penyakit lainnya. 

Baca juga: Makna dan Filosofi Kue Keranjang Bagi Masyarakat Tionghoa pada Perayaan Imlek 2025

Baca juga: Sambut Imlek 2025, Kue Keranjang di Palangka Raya Laris Manis Hingga Tembus Pasar Taiwan

Apalagi, pada tahun 2024, Dinkes Kalteng mencatat obesitas dan diabetes menduduki posisi ketiga dan keempat dalam daftar penyakit terbanyak yang diderita masyarakat. Obesitas dengan 16.685 kasus, sedangkan diabetes miletus tipe II dengan 14.699 kasus. 

Selain obesitas dan diabetes mengonsumsi gula berlebihan juga meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Karena itu, Adisty mengingatkan, menikmati momen Tahun Baru Imlek dengan makanan manis memang boleh, akan tetapi harus dibatasi.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved