Berita Palangkaraya

Cegah Wabah PMK di Kalimantan Tengah, Begini Gejala dan Penanganannya pada Sapi

Untuk mencegah meyebaran dan wabah PMK di Kalimantan Tengah, perlu upaya penanganan dan mengetahui gejala PMK pada sapi dan hewan ternak lainnya

Penulis: Rizky Akbar Jalaluddin | Editor: Sri Mariati
Anita/Tribunkalteng.com
Ketahui gejala dan penanganan cepat sapi terkena PMK, agar tak menjadi wabah di Kalteng. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Maraknya kasus wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Tengah yang sedang ramai, kini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi (Pemrov) Kalimantan Tengah (Kalteng).

Meskipun wilayah Kalteng masih relatif terkendali, langkah pengawasan dan pencegahan terus diperkuat untuk mencegah penyebaran wabah ini.

Pencegahan salah satunya bisa dilakukan dengan mengetahui gejala awal pada hewan ternak yang terdapat indikasi PMK tersebut.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Kalteng, Sunarti melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nina Ariani menjelaskan beberapa gejala yang perlu diwaspadai oleh peternak, di antaranya adalah:

Demam tinggi dan penurunan nafsu makan di awal infeksi.

Berliur berlebihan akibat lepuh di mulut.

Kepincangan, yang disebabkan oleh luka di kaki karena bobot tubuh yang terus bertumpu.

“Kalau sapi terlihat demam tinggi dan tidak mau makan, segera laporkan ke petugas dinas setempat, agar dilakukan penanganan yang tepat,” ujar Nina Ariani saat diwawancarai oleh Tribunkalteng.com, Kamis (9/1/2025).

Bagi peternak yang menemukan hewannya sakit, Nina memberikan beberapa langkah penanganan awal:

Pisahkan hewan sakit dari kandang utama untuk mencegah penularan.

Berikan makan dan minum secara normal agar kondisinya tetap terjaga.

Lakukan disinfeksi kandang, baik menggunakan air sabun, cuka, atau cairan disinfektan kimiawi.

"Dinas TPHP juga menyediakan cairan disinfektan secara gratis, meskipun jumlahnya terbatas," tambah Nina.

Dinas TPHP telah bekerja sama dengan Balai Karantina dalam pengujian dan pengawasan terhadap kasus PMK di wilayah Kalteng.

"Kami bersama Balai Karantina melakukan pengawasan dan pengujian, sampel yang diambil sudah dikirimkan untuk diperiksa, dan saat ini kami masih menunggu hasilnya," ujar Nina.

Ia menambahkan, meskipun PMK berpotensi endemik di Kalteng, peningkatan kasus yang marak di Jawa membuat isu ini kembali ramai dibicarakan.

Namun, ia menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena PMK tidak menular ke manusia, tetapi sangat menular ke hewan berkuku genap seperti sapi, kambing, domba, dan babi.

Baca juga: 1 Kasus PMK Sapi Palangkaraya, Dinas TPHP Kalteng Masih Pastikan Masih Aman Terkendali dari Wabah

Baca juga: Hadapi Hari Raya Idul Adha 2024, Hewan Kurban di Kota Palangkaraya Dipastikan Aman Ancaman PMK

"PMK ini tidak menular ke manusia, tapi sangat merugikan peternak, oleh karena itu, kami perlu kerja sama dari semua pihak," katanya.

Ia mengimbau peternak untuk tidak ragu melapor jika ada hewan ternaknya yang menunjukkan gejala PMK.

"Semakin cepat kita tangani, semakin besar peluang pemulihannya, sekaligus mencegah penyebaran lebih lanjut," tutupnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved