Haul Guru Sekumpul 2025

Haul Guru Sekumpul 2025: Persiapan di Palangka Raya Kalteng, Simak Profil Muhammad Zaini di Kalsel

Persiapan di Palangka Raya Kalteng jelang pelaksanaan Haul Guru Sekumpul 2025 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah Kalsel.

Penulis: Rizky Akbar Jalaluddin | Editor: Nia Kurniawan
Tribunkaltengcom/Rizky
Pengendara menempelkan stiker jamaah Haul Abah Guru Sekumpul di Jalan Jawa Pasar Besar Palangka Raya Kalteng, Sabtu (28/12/2024). 

Haul Abah Guru Sekumpul sendiri dijadwalkan berlangsung pada 5 Januari 2025 mendatang dan diperkirakan akan dihadiri jutaan jamaah dari berbagai luar daerah maupun mancanegara.

Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kelancaran arus kendaraan dan kenyamanan jamaah yang datang ke Martapura untuk mengikuti acara haul tahunan tersebut.

Sosol Guru Sekumpul

Ulama yang akrab disapa Guru Ijai ini lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di Desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman.

Sedangkan, ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.

Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.

Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Pengajian pun mulai berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadi

Pada kesempatan itu, Abah Guru Sekumpul juga mulai menyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Selain itu juga, pengajian bertambah lengkap dengan diselipkan lantunan syair atau kasidah berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad.

Karena pengajian di Keraton Martapura dirasa sudah tidak mampu lagi menampung jemaah, maka Abah Guru Sekumpul berinisiatif untuk pindah ke lokasi pengajian yang baru

Pada sekitar 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih wilayah Sungai Kacang sebagai lokasi rumahnya sekaligus tempat pengajian yang baru.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved