Kisah Sukses Perajin Jawet Niang

Tak Hanya Bisnis dan Cuan, Upaya Jawet Niang Melestarikan Kerajinan Anyaman Rotan di Kalteng

Kerajinan anyaman rotan Jawet Niang, kerajinan rotan bukan sekedar melanjutkan usaha keluarga, atau bisnis yang menguntungkan namun melestarikannya

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Dok Tribunkalteng.com
Niang mempraktekkan cara dasar menganyam rotan hingga menjadi sebuah produk yang bernilai tinggi dan digemari berbagai kalangan dan di pasarkan ke seluruh Indonesia. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Niang (46), pemilik usaha kerajinan anyaman rotan Jawet Niang. Baginya kerajinan rotan bukan sekedar melanjutkan usaha keluarga, tapi juga upaya memfasilitasi para perajin rotan sekaligus melestarikan kerajinannya.

Niang merupakan generasi keempat yang menjalankan usaha produk dari anyaman rotan. Bedanya, dia memadukan bahan rotan dan kulit dalam produk yang dijualnya.

Sejak akhir 1980 an, Niang sudah sering melihat keluarganya menganyam rotan. Saat itu seiisi rumahnya yang berada di Kapuas Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah semuanya menganyam rotan.

Dengan Jawet Niang ini, Niang tak semata-mata mencari keuntungan materil saja, dia bermimpi bisa memiliki lembaga pelatihan kerja atau LPK agar kerajinan anyaman rotan bisa terus dilestarikan dan diketahui bahkan ke tingkat internasional.

Niang saat ini juga bekerja sama dengan enam perajin rotan, dia berharap bisa memfasilitasi lebih banyak lagi pengrajin rotan. Ia juga khawatir karena para perajin rotan yang bekerja sama dengannya sudah usia lanjut.

"Yang masih bisa menganyam rotan ini rata-rata sudah tua, jarang saya temukan generasi muda yang tertarik dengan kerajinan rotan," ujarnya.

Karena itu, menurut Niang, Galeri Jawet Niang bukan sekedar usaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, tapi juga upaya melestarikan kerajinan anyaman rotan.

Niang berharap semangatnya bisa diteruskan oleh anak-anaknya dan menjadi generasi kelima yang berbisnis sekaligus melestarikan anyaman rotan.

“Jawet Niang ini bagi saya bukan sekedar bisnis keluarga, tapi juga upaya melesatarikan anyaman rotan sekaligus membantu para pengrajin rotan. Tentu saya berharap bisnis ini nanti dilanjutkan oleh anak-anak saya,” ungkap Niang.

Niang mungkin punya harapan besar pada anak sulungnya, Peggy Remawa (24), agar ke depan dia juga melesatrikan produk anyaman rotan.

Bak gayung bersambut, semangat Niang juga mengalir dalam diri Peggy. Meski belum sehebat ibunya dalam menganyan rotan, dia akan terus belajar.

Apalagi, sedikit banyak Peggy juga ikut mengelola bisnis Jawet Niang, membuatnya lebih paham cara yang digunakan ibunya untuk melestarikan kerajinan rotan.

"Sekarang sih saya masih belajar baru bisa sedikit motif sederhana saja, tapi saya sangat tertarik untuk melanjutkan bisnis keluarga ini," ungkap Peggy.

Baca juga: Kisah Sukses Jawet Niang Perajin Rotan Asal Kapuas Kalteng Turun Temurun hingga Generasi Keempat

Baca juga: UMKM Ge Ethnic, Memadukan Tradisi dan Unsur Modern dalam Anyaman Rotan Khas Kalteng

Dara kelahiran 1999 ini nampak sudah lihai melayani konsumen yang datang ke Jawet Niang. Ia juga fasih menjelaskan motif dan keunggulan produk-produk yang dijual.

Peggy yakin, dengan gayanya sendiri, ia mampu menarik minat generasi muda lain seperti dirinya untuk melestarikan anyaman rotan.

"Apalagi ini kental dengan kearifan lokal di Kalteng, sudah jadi tugas kita sebagai generasi muda untuk melestarikannya," ucapnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved