Berita Palangkaraya

Kisah Pemulung di Palangkaraya, Mengais Rezeki dari Sampah Mampu Sekolahkan Anak hingga jadi Sarjana

Wanita paruh baya bernama Heny (48) pemulung di Palangkaraya sosok seorang ibu yang tangguh dan gigih mampu sekolahkan anak hingga sarjana

Penulis: Rizky Akbar Jalaluddin | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Rizky Akbar
Heny (48) pemulung di Palangkaraya mampu sekolahkan anak hingga jadi sarjana, Jumat (8/11/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Wanita paruh baya bernama Heny (48) cerminan sosok seorang ibu yang tangguh dan gigih untuk menghidupi keluarga terutama anak-anaknya. 

Bagaimana tidak dirinya rela harus menjadi pemulung di Palangkaraya, dan mengais sampah untuk mendapatkan uang agar sang buah hatinya, tetap mengenyam bangku sekolah atau pendidikan yang layak.

Bahkan dari kesehariannya memulung barang-barang bekas menjadi sampah, Heny mampu sekolahkan anak hingga Sarjana

Botol bekas atau barang bekas yang sudah dibuang di tempat sampah mungkin bagi sebagian orang tidak bernilai artinya, namun sangat bernilai bagi ibu dengan 3 orang anak ini.

"Saya sudah menjalani pekerjaan memulung ini sejak 2006 sampai sekarang, sudah bisa menyekolahkan kedua anak hingga lulus kuliah Sarjana S1," ujar Heny, Jumat (8/11/2024).

Walau penghasilan tersebut bisa dibilang tidak cukup bahkan pas-pasan, hal itu tidak membuat Heny patah semangat dalam membiayai anaknya sekolah hingga melanjutkan ke perguruan tinggi.

Walaupun turun naik tekanan hidup yang ia rasakan, akan tetapi hal itu tidak menyurutkan Heny untuk tetap melanjutkan kedua anaknya hingga bisa lulus kuliah sampai Sarjana.

"Ya kalau kendala pasti ada, salahsatunya seperti turun naiknya harga bahan dari pengepul yang membuat ketidak stabilan dalam pemasukan," ucapnya.

Heny yang tinggal di Jalan Temanggung Tilung Palangka Raya tetap gigih dan semangat dalam mencari botol bekas dan bahan plastik bekas yang berserakan di pinggir jalan atau tempat pembuangan sampah.

Tempat-tempat tersebut menjadi ladang rezeki bagi Heny untuk kemudian dijual lagi ke pengepul, pekerjaan tersebut ia lakoni selama 18 tahun sejak 2006, demi membantu menafkahi dan membiayai sekolah anak.

Setiap harinya ia berangkat ke tempat sampah mulai pukul 07.00-09.00 WIB, kemudian pulang ke rumah untuk istirahat, lalu lanjut lagi untuk mencari botol bekas pada siang sekitar pukul 14.00-16.00 WIB.

Berkat jerih payah sang ibu serta dibantu ayahnya yang juga seorang pemulung, kini kedua anaknya sudah lulus Sarjana kuliah S1.

"Untuk sekarang, saya sendiri yang memulung, suami sudah enggak lagi karena sudah tua," ungkapnya.

Heny setiap harinya, harus pergi memulung untuk mencari rezeki ke tempat-tempat pembuangan sampah atau disekitaran jalan yang terdapat botol plastik bekas.

Ia mengutarakan, penghasilannya dalam sebulan hanya Rp 800.00 hingga Rp 1 juta lebih perbulan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved