Penangkapan DPO Raja Narkoba

Menilik Kerajaan 'Raja Narkoba' Puntun Palangka Raya, Tersembunyi Dibalik Gubuk

di balik rumah yang terlihat tak layak itu, tersembunyi sebuah 'kerajaan narkoba sekaligus pria yang dijuluki 'Raja Narkoba' Puntun, Palangka Raya.

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM/AHMAD SUPRIANDI
Kolase potret rumah Saleh yang dikenal 'raja narkoba' dari Puntun, Palangka Raya, Kalteng, Selasa (10/09/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Di ujung sebuah gang kawasan Puntun Palangka Raya, berdiri sebuah gubuk reot yang tak menarik perhatian. 

Atap seng berkarat menutup dinding dan halaman penuh semak belukar seolah berteriak tak ada yang istimewa di sini.

Namun, di balik rumah yang terlihat tak layak itu, tersembunyi sebuah 'kerajaan' Salihidin atau Saleh (39) bandar narkoba sekaligus pria yang dijuluki 'Raja Narkoba' Puntun, Palangka Raya.

Begitu melewati pintu depan yang berdecit, pengunjung akan disambut pemandangan kontras luar biasa. 

Dinding yang estetik, lampu kristal, perabotan mewah yang memenuhi ruangan serta kamar mandi seperti di hotel berbintang.

Kerajaan Saleh itu terletak di Jalan Rindang Banua, Kelurahan Pahandut, Kota Palangka Raya. 

Baca juga: Kronologi Raja Narkoba Puntun Palangka Raya Tertangkap, Masih Beraksi di Tengah Pengejaran

Uang ratusan juta rupiah yang disita aparat dari bandar narkoba Saleh setelah dia ditangkap di Palangka Raya, Selasa (10/9/2024).
Uang ratusan juta rupiah yang disita aparat dari bandar narkoba Saleh setelah dia ditangkap di Palangka Raya, Selasa (10/9/2024). (TRIBUNKALTENG.COM/AHMAD SUPRIANDI)

Ada 4-5 rumah dihubungkan jembatan kayu yang membentang dari Gang Sayur menuju Gang Akhlak.

Saleh tak sendiri tinggal di kerajaannya, di antara rumah-rumah itu ada tempat tinggal para pengawalnya.

Kapolda Kalteng, Irjen Pol Djoko Poerwanto juga terkejut melihat isi rumah Saleh. 

Betapa tidak, di antara kawasan Puntun yang padat dan terkesan kumuh itu, ada kerajaan yang memiliki fasilitas mewah.

"Dia membangun tempat hiburan di pemukiman ini yang mungkin menderita karena terjerat narkoba," ujar Djoko, saat konferensi pers penangkapan Saleh, Selasa (10/9/2024).

Selama bertahun-tahun, Saleh berhasil membangun kerajaan tersembunyi ini. 

Meski banyak desas-desus tentang markas Saleh, ia baru tertangkap setelah belasan tahun beroperasi hingga mendapat gelar raja narkoba.

Saleh memang benar-benar seperti raja, dengan fasilitas mewah.

Sebagai raja, Saleh tak sungkan membantu warga sekitar kawasan Puntun yang kesulitan ekonomi. 

Ia juga rutin bagi-bagi uang untuk anak yatim.

"Dia pernah juga membantu musala di sekitar sini," kata Imuh, Ketua RT setempat.

Baca juga: Cerita Warga soal Raja Narkoba Puntun Palangka Raya, Ini Kata Kapolda Kalteng

Kini, Saleh sudah ditangkap, meski sempat melarikan diri usai mendapat vonis bersalah dan ancaman penjara 7 tahun dari putusan kasasi pada Oktober 2022 lalu.

Pelariannya selama dua tahun ke Samarinda Banjarmasin, dan kembali ke Palangka Raya berakhir pada 4 September 2024.

Kini kerajaan Saleh juga sudah disegel oleh BNN, nampak dinding rumah-rumah di markas Saleh banyak sayatan benda tajam bekas penggerebekan Saleh serta upaya petugas polisi dan BNN mencari barang bukti.

Meski Saleh ditangkap, hal itu tak lantas membuat kawasan Puntun bebas dari narkoba.

Kasi Pemerintahan Kelurahan Pahandut, Riska juga mengakui kawasan Puntun identik dengan narkoba.

Namun, ia tak tahu pasti sejak kapan Puntun terkenal dengan narkobanya.

"Saya tidak bisa memastikan itu, karena saya mulai bertugas baru 2023 tapi memang saya sudah mendengar soal peredaran narkoba itu," ujar Riska.

Meski begitu, Riska menyebut, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.

Juhri, Ketua RW setempat juga tak tahu pasti sejak kapan Puntun lekat dengan label kampung narkoba. 

Yang ia tahu, stigma bahwa kawasan Puntun akrab dengan narkoba sejak Saleh memulai bisnisnya sekira tahun 2016 lalu.

Bukan hanya orang dewasa yang terpapar narkoba. 

Di Puntun anak-anak muda juga ikut terpengaruh untuk mengonsumsi Zenith, obat penyakit tulang yang sering disalahgunakan.

"Banyak yang ngelem juga," ucap Juhri.

Baca juga: Saleh Raja Narkoba Puntun Palangka Raya Kalteng Bakal Dibawa ke Nusakambangan

Yang lebih mengkhawatirkan anak-anak muda di Puntun banyak yang tak mau sekolah bahkan ada juga menjadi anak buah Saleh sebelum akhirnya bandar narkoba itu ditangkap.

Penangkapan Saleh membantu program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Kalteng.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Katma F Dirun. 

Ia mengungkapkan, tantangan program P4GN selama ini adalah bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba.

"Dengan pengangkapan salah satu bandar besar ini (Saleh,red) tentunya diharapkan bisa mengurangi peredaran narkoba di Kalteng dan menguatkan semangat dalam program P4GN," ucap Katma.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat kota Palangka Raya khususnya yang berada di kawasan Puntun, apabila menemukan keluarganya yang terpapar narkoba agar jangan segan-segan melaporkan ke pihak berwajib.

"Kalau takut melapor kami bisa membantu, apalagi Saleh ini katanya sudah lama beroperasi di Puntun jadi mungkin masih ada yang terapapar, kami berharap warga yang sudah terpengaruh narkoba bisa segera direhabilitasi," jelas Katma.

Kini, setelah Saleh ditangkap, semangat melepas label kampung narkoba dari Puntun lebih keras digaungkan. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved